Banyak Alumni PTKIN Nganggur, Menag Minta Prodi Dievaluasi-Akses LPDP

kumparan.com
4 jam lalu
Cover Berita

Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyoroti persoalan banyaknya alumni perguruan tinggi keagamaan Islam negeri (PTKIN) yang belum terserap dunia kerja. Ia menilai, kondisi itu tidak lepas dari lemahnya evaluasi program studi, termasuk ketidaksinkronan antara keilmuan yang diajarkan dengan kebutuhan pasar kerja.

Hal tersebut disampaikan Nasaruddin saat memberikan sambutan dalam acara penerimaan mahasiswa baru PTKIN di Hotel Vertu, Jakarta Pusat, Senin (22/12).

“Mungkin ini lebih produktif kalau kita mencoba mengevaluasi apa yang kita maksudkan dengan integrasi keilmuan ini,” kata Nasaruddin.

Ia mencontohkan lulusan fikih muamalah yang justru kurang diminati oleh perbankan syariah. Menurutnya, hal itu menjadi tanda ada persoalan mendasar dalam sistem pendidikan.

“Kok kenapa fikih muamalah itu tidak laku di perbankan syariah? Jadi orang asing tuh alumni fakultas syariah, para jurusan muamalah di perbankan syariah. Ini ada sesuatu yang tidak beres nih,” ujarnya.

Nasaruddin menyayangkan kondisi ketika lulusan fakultas syariah justru menjadi penonton di sektor yang seharusnya menjadi ladang kerja mereka.

“Nah, kita melakukan pembiaran anak kita jadi penonton. Yang diterima dari Fakultas Ekonomi UI, tapi bekerja di bank syariah. Justru alumni fikih muamalah ini tidak dapat apa-apa,” katanya.

Selain itu, Nasaruddin juga menyoroti pembukaan program studi yang dinilai berlebihan, khususnya Fakultas Tarbiyah. Ia menyebut, fakultas tersebut justru menjadi penyumbang terbesar angka pengangguran alumni PTKIN.

“Yang kedua juga, kita perlu berani juga mengevaluasi program studi. Semuanya Fakultas Tarbiyah. Padahal ini kan overloading. Alumni Fakultas Tarbiyah itu kan sudah paling banyak menganggurnya,” ucapnya.

Menurut Nasaruddin, jika kondisi pasar kerja sudah diketahui terbatas, maka pembukaan program studi perlu dikaji ulang.

“Jadi mungkin kita perlu melakukan evaluasi. Tutuplah, jangan memperbanyak penganggur-penganggur kita dari ini. Sudah tahu bahwa Fakultas Tarbiyah itu overloading, buka lagi Fakultas Tarbiyah. Akhirnya apa, alumninya mau ditaruh di mana?” ujarnya.

Ia mengingatkan agar PTKIN tidak hanya fokus memproduksi mahasiswa tanpa memikirkan masa depan alumninya.

“Jangan asyik memproduksi, memproduksi, memproduksi mahasiswa tapi kita tidak pernah melihat apa yang dikerjakan mereka yang sudah selesai dari kita,” katanya.

“Jangan sampai nanti kita asyik membuat penganggur. Nah kalau alumninya terbanyak penganggurannya apa, kenapa harus dibuka program studi itu? Bukankah kita berkontribusi terhadap terciptanya pengangguran?” sambungnya.

Di sisi lain, Nasaruddin mendorong agar PTKIN lebih berani membuka program studi yang dinilai marketable dan relevan dengan kebutuhan zaman. Ia meminta para rektor untuk tidak takut berpikir berbeda.

“Sementara ada jurusan-jurusan tertentu yang sangat marketable, tapi kenapa bukan itu yang dibuka? Kami minta para rektor berani berpikir lain, nakal-nakal sedikit enggak apa-apa kalau dalam hal ini,” ucapnya.

Nasaruddin juga menyinggung rendahnya partisipasi sivitas akademika Kementerian Agama dalam program beasiswa LPDP. Ia menyebut, dari total penerima LPDP, lulusan di bawah Kemenag jumlahnya masih sangat kecil.

“Dana kita itu banyak sekali di LPDP tetapi orang-orang kementerian agama yang lulus itu kurang dari 5%,” katanya.

Ia menilai, lemahnya persiapan menjadi faktor utama. Karena itu, Nasaruddin mendorong adanya sistem pengkaderan khusus agar mahasiswa PTKIN mampu bersaing masuk perguruan tinggi ternama dunia melalui jalur LPDP.

“Nah saya mohon supaya kita nanti ada mahasiswa kita dan itu diberikan untuk masuk ke perguruan tinggi terkemuka dunia kan ke Harvard, di Oxford di Inggris,” ujarnya.

Menurutnya, tanpa sistem persiapan yang serius, PTKIN akan terus tertinggal. “Kalau kita tidak ada sistem khusus untuk mempersiapkan anak-anak kita semakin kita akan ketinggalan,” kata Nasaruddin.

Ia meminta para rektor agar lebih proaktif membina mahasiswa sejak jenjang S1 agar mampu menembus perguruan di Amerika Serikat, Inggris, hingga Al-Azhar.

“Rektor juga harus proaktif bagaimana mengkader anak S1-nya itu untuk menembak Amerika, menembak Inggris, Al-Azhar misalnya,” ujarnya.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Polda Jateng Tetapkan AKBP Basuki Tersangka Kasus Kematian Levi Dosen Untag
• 6 jam lalukumparan.com
thumb
​​​​​​​Siapa yang Akan Asuh Arkana Aidan Misbach, Atalia Praratya atau Ridwan Kamil setelah Keduanya Sepakat Berpisah?
• 10 jam lalutvonenews.com
thumb
Angka Pernikahan Dini, Kematian Ibu dan Aborsi Masih Jadi PR di Hari Ibu ke-97
• 9 jam lalusuarasurabaya.net
thumb
Kenapa Balita Sering Menangis saat Ibu Tak Disampingnya? Ini Kata Psikolog
• 2 jam lalukumparan.com
thumb
Bukan Karena Ultimatum, Pelatih Persib Sebut Ramon Tanque Mulai Cetak Gol Karena Ini
• 22 jam lalutvonenews.com
Berhasil disimpan.