Kasudin Pendidikan Jakbar Pastikan Tidak Ada Larangan Kegiatan Pramuka

jpnn.com
20 jam lalu
Cover Berita

jpnn.com, JAKARTA - Kabar tentang larangan kegiatan kepramukaan di SDN 11 Kebon Jeruk, Jakarta Barat, mulai beredar di masyarakat. Rencananya, sekolah akan menyelenggarakan perkemahan pada hari Jumat-Sabtu, 9-10 Januari 2026, di areal sekolah dengan peserta siswa kelas 4, 5, dan 6. Kabar larangan tersebut kemudian menimbulkan pertanyaan dan kekhawatiran pada orang tua dan pihak sekolah.

Menyikapi hal tersebut, Kasudin Pendidikan Jakarta Barat Wilayah 2, Diding Wahyudin angkat bicara dan menyatakan bahwa ada kesalahpahaman terkait larangan kegiatan pramuka tersebut.

BACA JUGA: Revitalisasi, Pasar Pramuka Bakal Jadi Lokasi Modern

Menurutnya, kebijakan yang berlaku didasarkan pada Undang-Undang (UU) No 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka dan Keputusan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta No 561 Tahun 2023 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Kepramukaan.

"Pada prinsipnya, dinas pendidikan tidak melarang penyelenggaraan kegiatan perkemahan," kata Diding, Senin (22/12).

BACA JUGA: Kasus Korupsi Hibah Pramuka Bandung, Yossi Irianto Cs Didakwa Rugikan Negara Rp 1,5 Miliar

Syaratnya, lanjut Diding, pembiayaan kegiatan tersebut harus dianggarkan dalam rencana kerja sekolah, berasal dari Corporate Social Responsibility (CSR), iuran tidak mengikat, sumbangan, atau sumber lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

"Hal ini sesuai dengan UU No 12 Tahun 2010 Pasal 43 yang mengatur tentang keuangan Gerakan Pramuka," ujarnya.

BACA JUGA: 36 Ribu Anggota Pramuka Kwarda Jatim & Masyarakat Wujudkan Pemugaran 143 RTLH

Bahkan, Dinas Pendidikan mendukung kegiatan semacam ini karena dianggap sangat bermanfaat bagi perkembangan peserta didik, terutama dalam membentuk kepribadian, disiplin, dan semangat kebersamaan.

Berdasarkan hasil konfirmasi antara Sudin Pendidikan Jakarta Barat Wilayah 2 dengan pihak sekolah, pembina, dan perwakilan orang tua, diketahui bahwa untuk pembiayaan perkemahan tersebut telah dikenakan iuran sebesar Rp 100.000 per siswa. Setelah dilakukan musyawarah, iuran tersebut kemudian dikembalikan kepada orang tua (dengan bukti terlampir).

Setelah masalah pembiayaan teratasi, kegiatan perkemahan tersebut tetap akan dilaksanakan sesuai rencana. Kali ini, biayanya akan berasal dari sumbangan lain yang bersifat tidak mengikat.

"Dinas Pendidikan, orang tua, dan pihak sekolah berkomitmen untuk selalu mematuhi aturan yang berlaku guna memajukan pendidikan kepramukaan di sekolah dan memberikan manfaat terbaik bagi siswa," pungkas dia. (cuy/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sandiaga: Emak-emak Pulau Pramuka Siap Buka Lapangan Kerja Lewat Olahan Ikan


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Targetkan Percepatan Swasembada Gula Konsumsi, Mentan Amran Akselerasi Pengembangan Tebu di Jawa Timur
• 2 jam lalupantau.com
thumb
KPK Geledah Kantor Pemkab Bekasi, Sita Puluhan Dokumen Terkait Kasus Ade Kuswara
• 10 jam lalukatadata.co.id
thumb
Penyempitan Jalan Dekat Stasiun Halim Jakarta, Penumpang Whoosh Diimbau Berangkat Lebih Awal
• 22 jam lalukompas.tv
thumb
Bandung Sustainability Summit 2025, Langkah Bersama Menuju Kota Lebih Hijau dan Berkelanjutan
• 3 jam laluliputan6.com
thumb
Korupsi Dana BOS SMK PGRI 2 Ponorogo, Eks Kepala Sekolah Divonis 12 Tahun Penjara
• 2 jam lalurealita.co
Berhasil disimpan.