Menhut Raja Juli Fokus Cegah EEHV Usai Kematian Anak Gajah di Riau

liputan6.com
3 jam lalu
Cover Berita

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kehutanan (Kemenhut) bekerjasama dengan pusat konservasi Vantara dari India dalam upaya pencegahan kematian gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) akibat infeksi Elephant Endotheliotropic Herpes Virus (EEHV).

Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni menyampaikan akan memberi perhatian khusus terkait pencegahan EEHV setelah kematian anak gajah bernama Laila di Pusat Konservasi Gajah (PKG) Sebanga, Bengkalis, Riau akibat infeksi EEHV.

Advertisement

BACA JUGA: Toba Pulp Lestari Hentikan Sementara Kegiatan Operasional

Mencegah hal serupa terjadi, Menhut Raja Antoni meminta bantuan Fauna Land Indonesia untuk mendatangkan dokter gajah dari Vantara di India. Vantara adalah pusat penyelamatan, rehabilitasi, dan konservasi satwa liar raksasa di Jamnagar, Gujarat, India dengan salah satu Rumah Sakit Gajah tercanggih di dunia

"Saya sudah kontak temen di India bisa menemukan antivirus itu, tinggal study-nya apakah cocok atau tidak dengan gajah kita. Cuma saat ini sudah ada progres. Mereka bahkan mau ngasih gratis jika cocok dengan gajah kita. Tinggal satu step riset lagi," kata Menhut seperti dilansir Antara.

Menindaklanjuti hal itu, Fauna Land Indonesia bersama Tim Vantara India telah tiba di Riau pada Senin (22/12). Kedatangan mereka untuk melakukan analisis medis dan melakukan tindakan preventif terhadap penyebaran virus EEHV.

Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Satyawan Pudyatmoko menyebut kedatangan mereka ke Riau pada hari ini untuk mengevaluasi kondisi gajah di wilayah tersebut.

"Kita hari ini mengunjungi-mengunjungi Taman Wisata Alam (TWA) Buluh Cina di Balai Besar KSDAE Riau, bersama dengan tim dari Vantara dari India untuk bersama-sama mengevaluasi bersama-sama melihat kondisi gajah yang di captivity. Karena kita tahu beberapa waktu lalu ada kejadian, misalnya anak gajah yang meninggal karena virus EEHV yang itu akan kita cegah," jelas Dirjen KSDAE Kemenhut Satyawan.

Menurutnya, pencegahan kematian gajah akibat infeksi EEHV memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang memadai, terutama dalam mendeteksi gejala sejak dini. Dengan adanya kerjasama itu, dia mengharapkan dapat menyelamatkan populasi gajah sumatera yang bukan hanya terancam akibat kehilangan rumah ekosistem mereka, tapi juga ancaman EEHV.

"Sehingga untuk mencegah itu, kita perlu ada pengetahuan yang cukup. Perlu ada keterampilan yang cukup. Kita bekerjasama dengan mitra kita dari luar negeri untuk datang bersama-sama. Membuat peaceline data untuk gajah yang ada di sini, lalu juga tentu capacity building untuk mahout (pawang gajah)," jelasnya.

Meski kerja sama ini dimulai di Buluh Cina, upaya preventif nantinya juga akan menjangkau seluruh kantong gajah di Taman Nasional Tesso Nilo, Sebanga, Way Kambas dan lokasi lainnya.

 


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Suplai BBM Sudah Tembus Takengon, Pertamina Pulihkan Pasokan Energi
• 17 jam lalukumparan.com
thumb
Tes Kepribadian: Gambar Pertama yang Dilihat Ungkap Apakah Kamu Punya IQ Tinggi atau Si Paling Karismatik
• 7 jam lalubeautynesia.id
thumb
Gubernur Andi Sudirman Imbau Warga Tak Bakar Petasan Sambut Tahun Baru
• 12 jam laluharianfajar
thumb
8 Nelayan Masih Hilang di Perairan Lampung, Tim SAR Perluas Area Pencarian
• 14 jam lalukompas.id
thumb
Mahfud: Komisi Reformasi Polri Tidak Bertugas Selesaikan Kasus
• 12 jam lalumetrotvnews.com
Berhasil disimpan.