Penulis: Fityan
TVRINews – Kuala Lumpur, Malaysia
Pertemuan Pejabat Pertahanan Digelar Usai Eskalasi Militer di Wilayah Perbatasan
Pemerintah Thailand dan Kamboja sepakat untuk menggelar pertemuan tingkat pejabat pertahanan pekan ini. Langkah diplomasi ini diambil di tengah tekanan pemimpin Asia Tenggara agar kedua negara segera menghentikan kontak senjata mematikan di wilayah perbatasan bersama mereka.
Menteri Luar Negeri Thailand, Sihasak Phuangketkeow, mengumumkan rencana pembicaraan tersebut pada Selasa 23 desember 2025, usai pertemuan darurat para menteri luar negeri ASEAN di Kuala Lumpur.
Pertemuan tersebut difokuskan untuk menyelamatkan kesepakatan gencatan senjata yang sebelumnya sempat diinisiasi oleh Malaysia, selaku Ketua ASEAN, bersama Amerika Serikat pasca-bentrokan pada Juli lalu.
Sihasak menjelaskan bahwa diskusi bilateral ini akan dilangsungkan pada Rabu mendatang di Chanthaburi, Thailand, di bawah kerangka komite perbatasan bilateral yang sudah ada.
*Eskalasi di Tengah Upaya Damai*
Meski jalur diplomasi mulai terbuka, situasi di lapangan masih menunjukkan ketegangan tinggi. Hanya beberapa jam setelah pembicaraan di Malaysia berakhir, Kementerian Pertahanan Kamboja melaporkan adanya serangan udara dari jet tempur Thailand di wilayah provinsi Siem Reap dan Preah Vihear.
Di sisi lain, pihak militer Thailand mengeklaim bahwa Kamboja telah meluncurkan puluhan roket ke wilayah mereka. Bangkok merespons tindakan tersebut dengan serangan udara yang menargetkan dua titik militer Kamboja.
Konflik ini telah berkembang menjadi baku tembak artileri dan roket harian di sepanjang 817 kilometer garis perbatasan darat kedua negara, meliputi wilayah hutan dekat Laos hingga provinsi pesisir di Teluk Thailand.
*Komitmen Terhadap Gencatan Senjata*
Walaupun saling serang masih terjadi, Kementerian Dalam Negeri Kamboja menyatakan tetap "optimis bahwa pihak Thailand akan menunjukkan ketulusan" dalam mengimplementasikan gencatan senjata.
Namun, Sihasak Phuangketkeow memberikan catatan bahwa pertemuan mendatang mungkin tidak secara instan menghasilkan perdamaian permanen.
"Posisi kami adalah gencatan senjata tidak datang melalui sebuah pengumuman, melainkan harus lahir dari tindakan nyata di lapangan," tegas Sihasak.
Kementerian Luar Negeri Thailand menambahkan bahwa militer kedua negara akan membahas secara mendalam mengenai implementasi, langkah-langkah terkait, serta verifikasi gencatan senjata secara detail.
*Desakan Regional ASEAN*
ASEAN secara resmi mendesak kedua belah pihak untuk menunjukkan "menahan diri secara maksimal" dan segera mengambil langkah nyata menuju penghentian segala bentuk permusuhan.
Dalam pernyataan resminya, ASEAN menyerukan agar Thailand dan Kamboja memulihkan kepercayaan timbal balik dan kembali ke meja dialog.
Negara-negara anggota ASEAN juga menekankan pentingnya aspek kemanusiaan dalam konflik ini. Mereka meminta kedua belah pihak memastikan warga sipil yang tinggal di area terdampak dapat kembali ke rumah masing-masing dengan aman, bermartabat, dan tanpa hambatan.
Editor: Redaktur TVRINews



