Tiongkok Turun Tangan Redam Konflik Thailand-Kamboja

mediaindonesia.com
10 jam lalu
Cover Berita

TIONGKOK ikut berperan dalam upaya meredakan konflik Thailand dan Kamboja yang kembali meningkat di kawasan perbatasan kedua negara.

Utusan khusus Beijing untuk urusan Asia, Deng Xijun melakukan kunjungan ke Phnom Penh pekan ini dengan misi mendorong penurunan eskalasi serta membuka kembali ruang dialog antara Bangkok dan Phnom Penh.

Kementerian Luar Negeri Kamboja menyebut Deng menyampaikan kesediaan Tiongkok untuk terlibat aktif dalam proses penyelesaian konflik secara damai.

"Deng Xijun menegaskan kembali bahwa Tiongkok akan terus memainkan peran konstruktif dalam memfasilitasi dialog antara Kamboja dan Thailand dengan tujuan mempromosikan penyelesaian sengketa secara damai," demikian pernyataan resmi kementerian tersebut.

Langkah Beijing ini diambil di tengah meningkatnya tekanan diplomatik dari kawasan dan komunitas internasional. Bentrokan terbaru di wilayah perbatasan dilaporkan menewaskan sedikitnya puluhan orang serta memaksa ratusan ribu warga mengungsi di kedua sisi, setelah gencatan senjata sebelumnya gagal dipertahankan.

Upaya Tiongkok berjalan seiring dengan langkah ASEAN. Para menteri luar negeri Asia Tenggara menggelar pertemuan darurat di Kuala Lumpur pada Senin (22/12), dengan agenda mendesak kedua pihak menghentikan pertempuran. 

Malaysia, selaku ketua ASEAN,l berharap pertemuan tersebut dapat membuka jalan menuju gencatan senjata yang lebih berkelanjutan.

"Kita harus memberikan perhatian paling mendesak pada masalah ini dan mempertimbangkan dampak luas dari eskalasi yang terus berlanjut bagi rakyat yang kita layani," kata Menteri Luar Negeri Malaysia Mohamad Hasan saat membuka pertemuan, seperti dikutip media setempat.

Sebelumnya, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim juga menegaskan bahwa peran ASEAN tidak sebatas menyampaikan perkembangan situasi, tetapi menekan kedua negara agar segera mengamankan perdamaian. Namun, kondisi di lapangan masih dinilai rapuh.

Phnom Penh menuduh Thailand menembakkan artileri ke wilayah Kamboja pada Senin (22/12) pagi, yang menyebabkan seorang warga sipil terluka. Tuduhan tersebut dibantah oleh Bangkok, yang menyatakan tindakannya dilakukan untuk membela diri.

Sekretaris Jenderal Dewan Keamanan Nasional Thailand, Chatchai Bangchuad mengakui adanya dorongan internasional, termasuk dari Tiongkok dan ASEAN. Meski demikian, ia menegaskan bahwa proses tersebut harus secara bilateral antara Thailand dan Kamboja.

Sementara itu dari Washington, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio menyampaikan optimisme secara hati-hati bahwa kedua negara dapat kembali mematuhi gencatan senjata dalam waktu dekat. 

Amerika Serikat sebelumnya bersama Tiongkok dan Malaysia ikut memediasi kesepakatan gencatan senjata yang kini kembali runtuh.

Konflik antara Thailand dan Kamboja berakar pada sengketa perbatasan sepanjang sekitar 800 kilometer yang belum terselesaikan sejak era kolonial, termasuk perselisihan klaim atas sejumlah situs candi kuno di kawasan perbatasan tersebut. (Thestar/H-4)

 


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Di Balik Peran yang Dijalani Setiap Hari, Ibu-Ibu Mekaar Menguatkan Keluarga
• 21 jam laludisway.id
thumb
Catatan Pinggir Safari Night: Dari Inspeksi ke Inspeksi, Sebuah Upaya Menjaga Kualitas Program MBG
• 13 jam laluliputan6.com
thumb
Pahami Stres Oksidatif Picu Berbagai Penyakit pada Hewan
• 12 jam lalumediaindonesia.com
thumb
Kemenag Jatim Tinjau Gereja di Surabaya-Sidoarjo untuk Memastikan Perayaan Natal Berjalan Khidmat
• 12 jam lalusuarasurabaya.net
thumb
Sidang Korupsi Laptop Chromebook Macet! Nadiem Makarim Masih Terkapar Sakit, Orang Tua Pasrah Tunggu Kepastian Hukum
• 6 jam lalumerahputih.com
Berhasil disimpan.