FAJAR, ENREKANG – Skandal korupsi dana zakat di Kabupaten Enrekang memasuki babak baru yang mengejutkan.
Kejaksaan Agung (Kejagung) resmi menetapkan mantan Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Enrekang, Padeli, sebagai tersangka.
Padeli diduga menerima suap terkait penanganan perkara korupsi di lingkungan Baznas Enrekang.
Pria yang saat ini menjabat sebagai Kajari Bangka Tengah tersebut diduga menerima aliran dana haram sebesar Rp840 juta.
Penetapan status tersangka terhadap Padeli diumumkan langsung oleh Kapuspenkum Kejagung, Anang Supriatna, pada Senin (22/12).
Dalam kasus ini, Padeli tidak sendiri; Kejagung juga menetapkan seorang pihak swasta berinisial SL sebagai tersangka dalam rangkaian perkara yang sama.
“Proses hukum terhadap mantan Kajari Enrekang ini dilakukan secara profesional dan berjenjang,” tegas Anang Supriatna kepada awak media, Selasa (23/12/2025).
Anang menjelaskan bahwa penindakan ini dimulai dari deteksi intelijen, dilanjutkan ke bidang pengawasan, hingga akhirnya diserahkan ke Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) untuk proses pidana.
Langkah tegas ini diambil sebagai bentuk komitmen Jaksa Agung dalam “bersih-bersih” internal dan menjaga marwah institusi Adhyaksa.
Penyidikan Masih Bergulir
Kajari Enrekang saat ini, Andi Fajar Anugrah, menyatakan bahwa penyidikan masih terus bergulir.
“Kami terus mengembangkan kasus ini. Sangat memungkinkan akan ada tersangka baru di masa mendatang seiring dengan temuan bukti-bukti baru,” ujarnya.
Jejak Kasus Rp16,6 Miliar
Kasus ini berakar dari dugaan penyelewengan dana Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) di Baznas Enrekang selama periode 2021 hingga 2024.
Total kerugian negara dalam mega skandal ini diperkirakan mencapai Rp16,6 miliar.
Sebelumnya, tujuh orang telah lebih dulu ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejati Sulsel dan Kejari Enrekang, termasuk pimpinan dan komisioner Baznas. (*)
