Tel Aviv: Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan akan membahas aktivitas nuklir Iran dalam kunjungannya pekan depan ke Amerika Serikat (AS) untuk bertemu Presiden Donald Trump.
Pernyataan itu disampaikan Netanyahu pada Senin, 22 Desember 2025 dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis dan Presiden Siprus Nikos Christodoulides di Yerusalem.
Netanyahu menyebut Israel menyadari Iran telah melakukan sejumlah “latihan” baru-baru ini, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Sebelumnya pada hari yang sama, media pemerintah Iran melaporkan bahwa Teheran menggelar latihan rudal di sejumlah kota, yang merupakan latihan kedua yang dilaporkan dalam sebulan terakhir.
Dilansir dari AsiaOne, Selasa, 22 Desember 2025, negara-negara Barat menilai arsenal rudal balistik Iran sebagai ancaman militer konvensional terhadap stabilitas Timur Tengah dan juga sebagai potensi sarana pengantar senjata nuklir jika Teheran mengembangkannya. Iran secara konsisten membantah memiliki niat membangun bom atom.
Netanyahu mengatakan bahwa meskipun Israel mencatat “pencapaian besar” selama perang 12 hari dengan Iran pada Juni lalu, ekspektasi dasar Israel dan Amerika Serikat terhadap Teheran tetap tidak berubah, termasuk tuntutan agar Iran menurunkan tingkat pengayaan uraniumnya.
“Jelas ini akan menjadi salah satu topik pembahasan kami,” kata Netanyahu merujuk pada pertemuannya dengan Trump. Ia menegaskan, “Kami tidak mencari konfrontasi dengan” Iran, melainkan menginginkan “stabilitas, kemakmuran, dan perdamaian.”
Selain Iran, Netanyahu menyatakan fokus pembicaraannya di Washington juga mencakup langkah menuju fase berikutnya dari rencana Gaza yang diusulkan Trump, serta penanganan kelompok Hizbullah di Lebanon yang didukung Iran.
Ia menyinggung keinginan Israel untuk melihat “Lebanon yang stabil dan berdaulat” serta upaya mencegah gangguan terhadap pelayaran internasional oleh kelompok Houthi di Yaman yang juga bersekutu dengan Iran.
Kepentingan KeamananHubungan antara Israel, Yunani, dan Siprus di kawasan Mediterania timur semakin erat dalam satu dekade terakhir, didorong oleh kepentingan keamanan bersama dan kekhawatiran terhadap pengaruh Turki di wilayah tersebut.
Dalam pertemuan tersebut, Netanyahu, Mitsotakis, dan Christodoulides sepakat memperdalam kerja sama keamanan. Netanyahu mengatakan ketiga negara juga berniat mendorong inisiatif untuk menghubungkan India dengan Eropa melalui Timur Tengah menggunakan jalur laut dan kereta api.
Christodoulides menggambarkan proyek-proyek tersebut sebagai “gerbang tenggara yang menghubungkan Eropa dengan Timur Tengah dan wilayah di luar itu.”
Ketiganya juga menyatakan akan mengupayakan percepatan proyek kabel listrik bawah laut untuk mengintegrasikan jaringan listrik mereka dengan Eropa dan Semenanjung Arab. Mitsotakis menambahkan bahwa Yunani berperan sebagai pintu masuk gas alam cair, seraya menyebut negaranya sebagai “pusat energi baru di Eropa tenggara.”
Menteri Energi Israel Eli Cohen mengatakan kepada Reuters setelah konferensi pers bahwa pertemuan trilateral tersebut penting karena berlangsung di tengah situasi ketika terdapat “negara-negara yang berupaya menggoyahkan stabilitas kawasan.” Ia tidak menyebutkan negara mana yang dimaksud.
Baca juga: IAEA Desak Akses ke Fasilitas Nuklir Iran untuk Verifikasi Klaim Keamanan


