Alarm Industri Otomotif, Investasi Bisa Lari Jika Penjualan Tak Tembus 800.000 Unit

bisnis.com
3 jam lalu
Cover Berita

Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku usaha industri otomotif masih berupaya mengejar penjualan mobil di level 800.000 unit pada tahun ini, meskipun target penjualan telah dikoreksi ke angka 780.000 unit dari target awal 850.000 unit hingga 900.000 unit.  

Angka tersebut dinilai krusial untuk menjaga daya saing industri otomotif nasional sekaligus mempertahankan posisi Indonesia sebagai basis produksi kendaraan di kawasan Asean. 

VP PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam mengatakan, penjualan domestik perlu mendekati angka tersebut agar Indonesia tidak kehilangan momentum untuk menarik investasi otomotif di dalam negeri. 

“Kalau enggak mendekati 800.000 unit, mahkotanya bisa diambil Malaysia. Kalau itu terjadi, yang kita khawatirkan investasi ke depan justru masuk ke sana,” kata Bob kepada wartawan, dikutip Selasa (23/12/2025). 

googletag.cmd.push(function() { googletag.display("div-gpt-ad-parallax"); });

Bob menjelaskan, tekanan penjualan terutama terjadi pada segmen kendaraan berbahan bakar konvensional atau internal combustion engine (ICE). 

Penurunan penjualan ICE saat ini tertahan oleh kontribusi kendaraan listrik, meski dampaknya belum sepenuhnya menguntungkan industri dalam negeri.

Baca Juga

  • Penjualan Mobil: BYD Geser Honda hingga Suzuki per November 2025
  • Penjualan Mobil November 2025 Tembus 74.252 Unit, Terdongkrak Gelaran GJAW
  • Gaikindo Waswas Penjualan Mobil RI Disalip Malaysia

“Kalau dilihat, yang menutup penurunan itu mobil listrik. Tapi mobil listrik kan banyak yang impor sehingga impor meningkat, sementara industri domestik justru turun,” ujarnya.

Kondisi tersebut berdampak pada tingkat pemanfaatan pabrik otomotif nasional. Saat ini, kapasitas terpasang industri otomotif mencapai sekitar 2,3 juta unit per tahun. Namun, realisasi produksi hanya sekitar 1,3 juta unit.

Akibatnya, tingkat under-utilisasi pabrik mencapai 30%—40%. Bob menilai kondisi ini menjadi sinyal peringatan bagi industri otomotif nasional karena kapasitas yang tidak terpakai berpotensi menekan efisiensi dan minat investasi.

“Kapasitasnya 2,3 juta, tapi produksinya baru 1,3 juta. Jadi under-utilisasi itu tinggi sekali dan harus didorong,” tuturnya.

Bob menilai pengalaman pemberian insentif pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) pada 2021 terbukti efektif dalam mendongkrak permintaan. Kebijakan serupa juga banyak diterapkan oleh negara lain untuk menjaga daya beli masyarakat.

“Sangat membantu. Banyak negara seperti Vietnam dan Malaysia memberikan insentif PPN. Itu menciptakan permintaan langsung,” jelasnya.

Menurut Bob, penurunan pajak konsumsi seperti PPN lebih efektif dibandingkan sekadar penyuntikan likuiditas ke sektor perbankan. Jika PPN diturunkan 2%—3% maka daya beli masyarakat meningkat dan pada akhirnya juga berdampak positif terhadap penerimaan negara.

“Kalau PPN diturunkan, itu demand creation. Likuiditas langsung ke masyarakat, ekonomi bergerak, dan revenue pemerintah juga ikut naik,” pungkasnya.

Dalam catatan Bisnis, volume penjualan mobil wholesales sepanjang Januari–November 2025 masih terkontraksi 9,6% year-on-year (yoy) menjadi 710.084 unit, dibandingkan periode 11 bulan 2024 sebesar 785.917 unit. 

Penjualan mobil secara ritel pun ikut merosot 8,4% yoy menjadi 739.977 unit, dibandingkan pada 11 bulan 2024 yang mencatatkan angka 807.586 unit. 

Alhasil, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) telah merevisi target penjualan mobil baru pada 2025 menjadi 780.000 unit, dari proyeksi sebelumnya yang sebesar 850.000–900.000 unit.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Niat dan Tata Cara Salat Dhuha Lengkap dengan Doa dan Waktu Pelaksanaannya
• 1 jam lalubisnis.com
thumb
Sinopsis Film Modual Nekad, Keputusan Nekat yang Picu Kekacauan Keluarga Penuh Tawa dan Aksi
• 6 jam lalugrid.id
thumb
Sinopsis Film Suka Duka Tawa: Komedi dan Kesedihan Beriringan
• 2 jam lalugenpi.co
thumb
UMK Bandung 2026 Diproyeksikan Naik Rp250 Ribu
• 4 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Banyak Reklame Berbahaya dan Berkarat di Jakarta, Satpol PP Tertibkan
• 5 jam lalukumparan.com
Berhasil disimpan.