JAKARTA, KOMPAS.com - Kakorlantas Polri Irjen Agus Suryonugroho menjelaskan ambang batas penerapan contraflow di jalan tol selama periode Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru), yang ditentukan berdasarkan parameter traffic counting di lapangan.
Agus mengatakan, penerapan contraflow tidak dilakukan secara otomatis, melainkan melalui penghitungan volume kendaraan per jam di titik-titik tertentu.
“Ketika kondisinya normal, traffic counting-nya tidak melebihi parameter per jam 4.500 kendaraan, tentunya kita tidak akan melakukan contraflow,” kata Agus saat meninjau arus lalu lintas di KM 29, Jakarta, Selasa (23/12/2025).
Baca juga: Kakorlantas Pantau Merak sampai Tol Jati Asih, Arus Nataru Masih Normal
Namun, apabila volume kendaraan meningkat dan mencapai parameter tertentu, rekayasa lalu lintas akan diberlakukan secara bertahap.
Agus mencontohkan, pada titik KM 50A, jika traffic counting naik hingga 5.500 kendaraan per jam, maka contraflow lajur 1 akan diterapkan.
var endpoint = 'https://api-x.kompas.id/article/v1/kompas.com/recommender-inbody?position=rekomendasi_inbody&post-tags=Kakorlantas Polri, pengamanan Natal dan tahun baru, Rekayasa Lalu lintas Nataru, contraflow Natal dan Tahun Baru, arus mudik dan balik Nataru, traffic counting jalan tol&post-url=aHR0cHM6Ly9tZWdhcG9saXRhbi5rb21wYXMuY29tL3JlYWQvMjAyNS8xMi8yMy8xNDE3MTY5MS9rYWtvcmxhbnRhcy1qZWxhc2thbi1wYXRva2FuLWNvbnRyYWZsb3ctdG9sLXNhYXQtYXJ1cy1uYXRhcnUtbWVuaW5na2F0&q=Kakorlantas Jelaskan Patokan Contraflow Tol Saat Arus Nataru Meningkat§ion=Megapolitan' var xhr = new XMLHttpRequest(); xhr.addEventListener("readystatechange", function() { if (this.readyState == 4 && this.status == 200) { if (this.responseText != '') { const response = JSON.parse(this.responseText); if (response.url && response.judul && response.thumbnail) { const htmlString = `“Kalau parameter jumlah traffic counting naik lagi, nanti akan kita lakukan contraflow lajur 2,” ujarnya.
Selain itu, Kakorlantas juga menyiapkan skema rekayasa lain di ruas (Karawang Barat-Bekasi hingga kilometer 70 (Jakarta-Cikampek).
Apabila terjadi kepadatan di wilayah tersebut, contraflow tipe 1B berpotensi diterapkan sesuai kebutuhan di lapangan.
“Kalau memang kapasitas dari volume kendaraan tersebut masih lancar, tentunya nanti akan kita pantau di Kementerian Perhubungan di KM 29,” kata Agus.
Baca juga: Kakorlantas Bagi Skenario Pengamanan Nataru Jadi 4 Klaster
Agus menjelaskan, langkah ini merupakan bagian dari prinsip operasi pengamanan Natal dan Tahun Baru yang terbagi ke dalam empat kluster utama.
Kluster pertama mencakup pengamanan di jalan tol dan jalan arteri.
Kluster kedua difokuskan pada lokasi penyeberangan, seperti Merak, Ketapang, dan Gilimanuk.
Kluster ketiga menyasar tempat-tempat wisata, termasuk kawasan Puncak, lalu di Malang, serta simpul transportasi seperti bandara, terminal, dan stasiun.
Sementara kluster terakhir mencakup pengamanan tempat ibadah dan lokasi perayaan malam Tahun Baru.
Menurut Agus, seluruh skenario tersebut telah disiapkan untuk menghadapi berbagai kondisi, mulai dari normal, kuning, hingga merah, termasuk jika terjadi lonjakan arus maupun kondisi ekstrem.
Baca juga: Liburan Nataru Pakai Mobil: Hindari Lelah yang Picu Risiko Kecelakaan
“Dari jalan tol, arteri, dan lain sebagainya, skenario cara bertindak, Korlantas Polri dan stakeholder sudah berkolaborasi dengan optimal,” ujar dia.
Ia menambahkan, selain jalan tol, jalur arteri juga menjadi perhatian, terutama di titik-titik yang berpotensi mengalami lonjakan arus, seperti kawasan Gadog, Puncak, hingga Cianjur, serta wilayah Jawa Timur dan Bali.
“Ketika ada peningkatan arus, skenario cara bertindak, baik itu pengalihan arus, contraflow, sampai one way, sudah kita siapkan semuanya,” kata Agus.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



