Bisnis.com, JAKARTA – Produsen susu Ultramilk, PT Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company Tbk. (ULTJ) tidak menetapkan target yang spesifik terhadap kontribusi perseroan dalam program besutan pemerintah Makan Bergizi Gratis (MBG).
Untuk diketahui, ULTJ turut menjadi salah satu produsen susu dalam program MBG. Dengan merek ‘Susu Sekolah’, ULTJ berupaya memperluas jangkauan pasar lewat program ini. Portofolio ini juga tidak diperjualbelikan oleh ULTJ secara umum.
Dalam paparan publiknya, ULTJ mencatatkan pertumbuhan pendapatan dari MBG melalui pesanan langsung. Terhitung sejak Juli 2025, pertumbuhan pendapatan perseroan dari MBG bertumbuh hingga Desember. Namun, ULTJ tidak merinci pendapatan bulanannya melalui program ini.
“Kontribusi pendapatan perseroan dalam program MBG tahun 2025 masih belum material. Oleh karena itu, perseroan belum menetapkan target kontribusi yang spesifik untuk 2026,” kata Presiden Direktur ULTJ Sabana Prawirawidjaja dalam jawabannya kepada wartawan, dikutip Selasa (23/12/2025).
Kendati tidak menetapkan target pendapatan dari program ini, upaya ULTJ untuk berpartisipasi dalam MBG dinilai menjadi salah satu bentuk dukungan terhadap program pemerintah dan free campaign untuk mendorong tren konsumsi susu nasional dalam jangka panjang.
Meskipun begitu, ULTJ mengklaim akan terus mencermati peluang pertumbuhan melalui program ini secara selektif, dengan terutama memperhatikan kapasitas produksi, aspek komersial, hingga manajemen risiko.
Baca Juga
- Adu Kuat Emiten Konsumer ULTJ, MYOR Cs saat Daya Beli Jadi Momok
- Produsen Ultra Milk (ULTJ) Dongkrak Laba Bersih Jadi Rp960,88 Miliar Meski Pendapatan Susut
- Produsen Susu Ultra (ULTJ) Dikabarkan Jual Saham ke Induk Frisian Flag
“Di mana kesinambungan program pemerintah secara tidak langsung berpotensi memberikan dukungan tambahan terhadap permintaan,” kata Sabana.
Berdasarkan laporan keuangan, ULTJ hanya mampu membukukan pendapatan senilai Rp6,23 triliun pada periode yang berakhir September 2025. Torehan pendapatan ULTJ menyusut 5,24% year-on-year (YoY) dari posisi Rp6,58 triliun pada periode yang sama 2024.
Susutnya penjualan ULTJ disebabkan oleh menyusutnya kedua segmen penjualan perseroan secara kompak. Pada segmen minuman, ULTJ membukukan pendapatan senilai Rp6,59 triliun per kuartal III/2025, susut 4,56% YoY. Begitu juga pada segmen makanan yang mencatatkan pendapatan senilai Rp47,57 miliar, susut 13,65% YoY dibandingkan dengan periode yang sama 2024.
Sejalan dengan susutnya pendapatan ULTJ, perseroan juga membukukan beban pokok penjualan yang mengecil 4,07% YoY menjadi Rp4,18 triliun dari Rp4,35 triliun pada periode yang berakhir September 2024.
Alhasil, laba bruto yang mampu dicatatkan perseroan hanya sebesar Rp2,05 triliun pada periode per September 2025. Laba bruto masih tercatat mengalami koreksi 7,53% YoY dari Rp2,22 triliun pada periode yang sama 2024.
Meskipun begitu, ULTJ mampu menjaga beban penjualannya tetap rendah di level Rp740,84 miliar per kuartal III/2025. ULTJ mampu menekan beban penjualan dari Rp848,03 miliar pada periode yang sama 2024.
Jika ditelisik, beban penjualan yang ditekan ULTJ adalah beban iklan dan promosi hingga 20,44% YoY menjadi hanya Rp356,30 miliar per kuartal III/2025 dari Rp447,85 miliar pada periode yang sama 2024.
Selain itu, beban penjualan berupa angkutan pihak ketiga juga berusaha ditekan ULTJ, dengan hanya mencatatkan Rp204,07 miliar per kuartal III/2025, dari Rp230,16 miliar per kuartal III/2024.
Pertumbuhan laba ULTJ juga disebabkan oleh bertumbuhnya pendapatan lain-lain perseroan menjadi Rp17,06 miliar per kuartal III/2025, dari rugi sebesar Rp9,46 miliar pada periode yang sama 2024.
Alhasil, setelah dikurangi berbagai beban dan pajak, Ultrajaya mampu membukukan laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih senilai Rp960,88 miliar per kuartal III/2025. Laba bersih ULTJ itu tumbuh 9,04% YoY dari Rp881,18 miliar pada periode yang sama 2024.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.




