KONI Jawa Timur (Jatim) memulai pemetaan potensi delapan cabang olahraga (cabor) yang akan berlaga pada Pekan Olahraga Nasional (PON) Bela Diri 2026 di Manado, Sulawesi Utara, yang dijadwalkan berlangsung pada Juli atau Agustus 2026.
Langkah awal KONI Jatim bukanlah menggelar seleksi terbuka, melainkan inventarisasi internal terhadap atlet yang dinilai berpeluang meraih prestasi. Delapan cabor yang akan dipertandingkan meliputi tinju, hapkido, anggar, kabaddi, IBC MMA, kickboxing, muaythai, dan kurash.
Dari delapan cabor tersebut, lima menjadi perhatian khusus karena dinilai belum maksimal dan minim pengalaman di ajang multievent sekelas PON, yakni tinju, hapkido, anggar, kabaddi, dan IBC MMA. Sedangkan muaythai, kickboxing, dan kurash sudah relatif matang dengan rekam jejak prestasi yang baik.
Dudi Harjantoro Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi KONI Jatim menjelaskan, tahap awal akan difokuskan pada pendataan atlet, terutama yang pernah meraih emas dan perak pada PON sebelumnya.
“Yang kita lakukan bukan seleksi, tetapi inventarisasi atlet. Kita akan memanggil delapan cabor untuk mendata siapa saja atlet yang benar-benar berpotensi,” ujarnya.
Menurut Dudi, strategi ini penting agar KONI Jatim tidak mengirim atlet dalam jumlah besar tanpa peluang medali yang jelas.
“Untuk cabor yang belum maksimal, kita akan lihat apakah bisa dikembangkan secara cepat. Waktunya hanya sekitar empat bulan. Kalau tidak memungkinkan, ya tidak kita kirim,” tegasnya.
Dudi mencontohkan capaian Jawa Timur pada PON Bela Diri sebelumnya di Kudus, Jawa Tengah. Saat itu, hanya 79 atlet yang dikirim, tetapi mampu meraih 62 medali, lebih tinggi dibanding provinsi lain seperti DKI Jakarta dan Jawa Barat.
“Artinya, efektivitas jauh lebih penting. Kita tidak akan mengirim satu cabor dengan jumlah penuh di setiap kelas. Semua disesuaikan dengan potensi dan peluang medali,” jelasnya.
Setelah inventarisasi rampung, KONI Jatim akan menentukan jumlah atlet per cabor, menyusun jadwal latihan intensif atau pemusatan latihan daerah (puslatda), serta menghitung kebutuhan anggaran. Latihan intensif diperkirakan dimulai sekitar Februari atau Maret 2026, tergantung anggaran dari pemerintah provinsi.
Dengan strategi selektif berbasis potensi, KONI Jawa Timur berharap lima cabor minim pengalaman dapat tampil lebih terukur, sekaligus menjaga target prestasi provinsi tetap optimal pada PON Bela Diri 2026. (saf/ipg)




