Lampung Geh, Bandar Lampung - Bandara Radin Inten II Lampung siap kembali melayani penerbangan internasional setelah seluruh persyaratan utama yang ditetapkan pemerintah pusat dinyatakan terpenuhi.
Hal ini disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi Lampung, Marindo Kurniawan usai rapat pembahasan operasional bandara internasional yang digelar Pemerintah Provinsi Lampung.
Marindo mengatakan, Bandara Radin Inten II telah ditetapkan kembali sebagai bandara internasional melalui Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor KM 37 Tahun 2025, dengan masa evaluasi selama enam bulan.
“Bandara Radin Inten II Provinsi Lampung itu sudah ditetapkan sebagai bandara internasional dengan limit waktu sesuai Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 37, yaitu enam bulan,” ujar Marindo Selasa (23/12).
Marindo menjelaskan, dari empat persyaratan utama yang harus dipenuhi, seluruhnya kini telah rampung. Termasuk persyaratan dari lembaga Customs, Immigration, and Quarantine (CIQ) yang telah memperoleh pertimbangan dari Kementerian Pertahanan.
“Alhamdulillah hari ini kita sudah melaksanakan evaluasi. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dan semua sudah kita penuhi. Tinggal tanda tangan pernyataan saja,” kata Marindo.
Ia menambahkan, Pemprov Lampung telah berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan agar status internasional Bandara Radin Inten II dapat terus dipertahankan.
“Insya Allah kita sudah diskusi dengan Kementerian Perhubungan. Mohon doanya agar Bandara Internasional Radin Inten II tetap bertahan,” ujar dia.
Dalam rapat tersebut, lanjut Marindo, juga dibahas kesiapan operasional maskapai penerbangan internasional. Asosiasi travel dan penyelenggara umrah menyatakan optimistis terhadap potensi penerbangan internasional dari Lampung, mengingat tingginya jumlah jemaah umrah asal Lampung.
“Masyarakat Lampung yang melaksanakan umrah itu lebih dari 23 ribu jemaah,” kata Marindo.
Selain umrah, potensi wisata juga dinilai cukup besar. Asosiasi Travel Indonesia (Astindo) menyampaikan bahwa banyak wisatawan Malaysia yang selama ini masuk ke Lampung melalui Palembang.
“Mereka terbang dari Malaysia, wisatanya di Lampung. Ini menunjukkan demand penerbangan ke Lampung cukup besar,” ujar dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Lampung Bambang Sumbogo menyebut, rute penerbangan internasional yang paling diminati adalah penerbangan umrah.
“Umrah Lampung itu tinggi. Tahun 2023 sekitar 23 ribu, tahun 2024 bisa menyentuh 24 ribu,” kata Bambang.
Ia menjelaskan, sejumlah maskapai berminat membuka rute internasional dari Lampung, termasuk rute transit ke Singapura dan Malaysia sebelum melanjutkan penerbangan ke Jeddah.
“Garuda, Lion Group termasuk Batik Air ingin memfasilitasi penerbangan dari Lampung ke Singapura, ganti pesawat, lalu ke Malaysia dan langsung ke Jeddah,” ujar Bambang.
Selain itu, Malaysia Airlines juga disebut menunjukkan minat besar untuk melayani penerbangan umrah dari Lampung.
“Mereka sudah siap. Insya Allah nanti teknisnya dua pesawat narrow body ke sini, dibawa ke Malaysia, lalu terbang ke Jeddah,” kata dia.
Bambang menambahkan, peluang penerbangan internasional juga terbuka untuk sektor pariwisata dan layanan kesehatan, mengingat masih banyak warga Lampung yang berobat ke Singapura dan Malaysia.
“Kalau umrah itu pasti sustain. Tinggal bagaimana nanti pariwisata yang akan kita kembangkan,” ujar dia.
Terkait kesiapan infrastruktur, Bambang menyebut landas pacu Bandara Radin Inten II saat ini sudah siap untuk penerbangan internasional dengan skema transit. Namun, untuk penerbangan langsung jarak jauh tanpa transit, diperlukan peningkatan kapasitas landasan pacu.
“Kalau mau direct tanpa transit, pesawat berbadan lebar butuh panjang landasan sekitar 2.500 meter. Itu yang harus ditingkatkan. Kalau transit, sekarang sudah bisa,” jelas Bambang.
Ia memastikan seluruh peralatan dan sumber daya manusia pendukung operasional bandara telah siap.
“Tadi sudah rapat, semuanya sudah siap. Alat siap, personel siap,” tutup dia. (Cha/Lua)





