Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Perseroda) Iwan Takwin menjelaskan Planetarium kini diarahkan menjadi pusat edukasi sains dan antariksa yang imersif dan interaktif.
Adapun pembaruan di Planetarium mencakup sistem visualisasi astronomi digital berbasis data sains terkini, simulasi tata surya, serta penguatan fungsi edukasi bagi pelajar, mahasiswa, komunitas sains, dan masyarakat umum.
“Bukan hanya edukasi tetapi pengalaman. Ada AI bisa interaksi, kemudian kontennya pun itu bukan hanya semata-mata langsung ke antariksanya, tetapi ada proses yang bisa teman-teman atau pelajar nanti bisa lihat di sana pengalaman-pengalaman lain, yang memang secara semesta itu bisa kita lihat. Jadi dukasinya itu lebih luas lagi cakupannya,” ujar Iwan saat dijumpai di Planetarium, Jakarta Pusat, Selasa.
Sebagai inovasi unggulan, Planetarium Jakarta juga akan dilengkapi AI Virtual Host, yakni pemandu digital berbasis kecerdasan buatan yang menyajikan informasi astronomi dan sejarah Planetarium secara interaktif.
Di sisi lain, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo optimistis dengan aktivasi kembali Planetarium, kawasan Taman Ismail Marzuki akan semakin hidup sebagai ruang publik yang mendorong kreativitas, pembelajaran, dan kolaborasi lintas sektor, sekaligus memperkuat identitas Jakarta sebagai kota global berbasis budaya dan pengetahuan.
Untuk menarik minat para pelajar mengunjungi Taman Ismail Marzuki, Pramono pun memutuskan untuk memberikan tiket gratis ke Planetarium bagi para pelajar.
“Planetarium Jakarta ini dihadirkan sebagai sarana edukasi interaktif yang dapat dimanfaatkan oleh pelajar, mahasiswa, dan masyarakat luas. Tolong segera disampaikan, terutama kepada murid-murid sekolah yang ada di Jakarta, selama tiga bulan saya akan memberikan gratis,” kata Pramono.
Sebelumnya, Pramono sempat melakukan kunjungan ke Planetarium & Observatorium Jakarta di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat pada 20 Mei 2025.
Dalam kunjungannya, Pramono menyoroti permasalahan Planetarium yang belum beroperasi sejak direvitalisasi pada 2021 lalu karena kendala teknis.
Ia menyebut, revitalisasi Planetarium terhambat karena masalah pada digital velvet atau panel melingkar untuk menampilkan gambaran langit malam.
"Jadi planetarium ini pernah direvitalisasi pada tahun 2021 dan sejak direvitalisasi sampai hari ini belum pernah difungsikan. Karena memang ada persoalan di Starball-nya, akan bisa kita fungsikan kembali," ujar Pramono.
Selain itu, ia juga menyebut adanya masalah hukum menjadi kendala dalam revitalisasi Planetarium. Persoalan ini pun telah berlanjut hingga Mahkamah Agung.
Namun Pramono tetap ingin menyelesaikan persoalan tersebut dan mengaktivasi kembali Planetarium.
"Saya tadi sudah meminta kepada Dinas Kebudayaan dan nanti Dinas Pendidikan untuk dilengkapi, kita ingin selesaikan supaya tempat ini bisa difungsikan," kata Pramono.
Baca juga: Planetarium kembali aktif, Pramono gratiskan tiket untuk pelajar selama tiga bulan
Baca juga: Rekomendasi akhir pekan di Jakarta, planetarium dan tur perpustakaan
Baca juga: Siswa SDN Pela Mampang 12 belajar astronomi melalui teleskop
Adapun pembaruan di Planetarium mencakup sistem visualisasi astronomi digital berbasis data sains terkini, simulasi tata surya, serta penguatan fungsi edukasi bagi pelajar, mahasiswa, komunitas sains, dan masyarakat umum.
“Bukan hanya edukasi tetapi pengalaman. Ada AI bisa interaksi, kemudian kontennya pun itu bukan hanya semata-mata langsung ke antariksanya, tetapi ada proses yang bisa teman-teman atau pelajar nanti bisa lihat di sana pengalaman-pengalaman lain, yang memang secara semesta itu bisa kita lihat. Jadi dukasinya itu lebih luas lagi cakupannya,” ujar Iwan saat dijumpai di Planetarium, Jakarta Pusat, Selasa.
Sebagai inovasi unggulan, Planetarium Jakarta juga akan dilengkapi AI Virtual Host, yakni pemandu digital berbasis kecerdasan buatan yang menyajikan informasi astronomi dan sejarah Planetarium secara interaktif.
Di sisi lain, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo optimistis dengan aktivasi kembali Planetarium, kawasan Taman Ismail Marzuki akan semakin hidup sebagai ruang publik yang mendorong kreativitas, pembelajaran, dan kolaborasi lintas sektor, sekaligus memperkuat identitas Jakarta sebagai kota global berbasis budaya dan pengetahuan.
Untuk menarik minat para pelajar mengunjungi Taman Ismail Marzuki, Pramono pun memutuskan untuk memberikan tiket gratis ke Planetarium bagi para pelajar.
“Planetarium Jakarta ini dihadirkan sebagai sarana edukasi interaktif yang dapat dimanfaatkan oleh pelajar, mahasiswa, dan masyarakat luas. Tolong segera disampaikan, terutama kepada murid-murid sekolah yang ada di Jakarta, selama tiga bulan saya akan memberikan gratis,” kata Pramono.
Sebelumnya, Pramono sempat melakukan kunjungan ke Planetarium & Observatorium Jakarta di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat pada 20 Mei 2025.
Dalam kunjungannya, Pramono menyoroti permasalahan Planetarium yang belum beroperasi sejak direvitalisasi pada 2021 lalu karena kendala teknis.
Ia menyebut, revitalisasi Planetarium terhambat karena masalah pada digital velvet atau panel melingkar untuk menampilkan gambaran langit malam.
"Jadi planetarium ini pernah direvitalisasi pada tahun 2021 dan sejak direvitalisasi sampai hari ini belum pernah difungsikan. Karena memang ada persoalan di Starball-nya, akan bisa kita fungsikan kembali," ujar Pramono.
Selain itu, ia juga menyebut adanya masalah hukum menjadi kendala dalam revitalisasi Planetarium. Persoalan ini pun telah berlanjut hingga Mahkamah Agung.
Namun Pramono tetap ingin menyelesaikan persoalan tersebut dan mengaktivasi kembali Planetarium.
"Saya tadi sudah meminta kepada Dinas Kebudayaan dan nanti Dinas Pendidikan untuk dilengkapi, kita ingin selesaikan supaya tempat ini bisa difungsikan," kata Pramono.
Baca juga: Planetarium kembali aktif, Pramono gratiskan tiket untuk pelajar selama tiga bulan
Baca juga: Rekomendasi akhir pekan di Jakarta, planetarium dan tur perpustakaan
Baca juga: Siswa SDN Pela Mampang 12 belajar astronomi melalui teleskop





