Bisnis.com, JAKARTA — Produsen mobil asal Jepang, PT Honda Prospect Motor (HPM) meminta pemerintah untuk mempertimbangkan insentif pada 2026 guna mendorong kinerja pasar otomotif yang masih melemah sepanjang tahun ini.
Sales & Marketing and After Sales Director PT Honda Prospect Motor, Yusak Billy mengatakan insentif pemerintah berperan sebagai salah satu faktor yang dapat membantu konsumen dalam menentukan keputusan pembelian kendaraan, terutama ketika kondisi pasar sedang mengalami tekanan.
Kendati demikian, Honda menekankan bahwa kinerja penjualan kendaraan di pasar domestik tetap dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal.
"Honda melihat insentif sebagai salah satu faktor yang dapat mendorong permintaan dan mempermudah keputusan pembelian kendaraan. Namun, pencapaian volume hingga 1 juta unit tetap perlu dikaji lebih lanjut karena dipengaruhi kondisi ekonomi dan daya beli," ujar Billy dalam keterangannya, dikutip Selasa (23/12/2025).
Billy menyampaikan bahwa pelaku industri pada dasarnya menaruh harapan besar terhadap arah kebijakan pemerintah ke depan. Dia menilai perumusan insentif dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai aspek agar selaras dengan sasaran pembangunan jangka panjang sektor otomotif nasional.
Menurutnya, dukungan kebijakan yang mampu menjaga keberlanjutan industri sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi ekspektasi utama para pelaku usaha.
Baca Juga
- MPM Honda Jatim Luncurkan All New Vario 125 Jawab Tantangan Pasar
- Ancang-ancang Honda hingga Toyota Hadapi Kemarau Insentif Otomotif
- Honda Siapkan Strategi Hadapi Minimnya Insentif Otomotif pada 2026
Honda pun meyakini bahwa pemerintah memiliki kebijakan yang mampu mendukung industri otomotif sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan, terlepas dari bentuk insentif yang nantinya diterapkan.
"Apapun bentuk insentifnya, kami yakin pemerintah memiliki kebijakan yang baik dan adil atau fair untuk semua teknologi kendaraan yang mendukung industri dan pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan," ujar Billy.
Mengacu data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan ritel Honda sepanjang 11 bulan 2025 mencapai 64.225 unit dengan pangsa pasar 8,7%.
Billy mengatakan, kontribusi terbesar berasal dari Honda Brio yang membukukan lebih dari 35.000 unit, disusul Honda HR-V dan Honda WR-V yang masing-masing mencatatkan lebih dari 12.000 unit dan 7.000 unit.
Secara nasional, pasar otomotif masih melemah. Penjualan mobil wholesales pada Januari–November 2025 tercatat 710.084 unit, turun 9,6% dibandingkan periode yang sama tahun 2024 sebanyak 785.917 unit.
Penjualan ritel juga menurun 8,4% secara tahunan menjadi 739.977 unit, dari sebelumnya 807.586 unit.



