JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah orangtua murid di wilayah Jakarta dan Tangerang memutuskan untuk tidak mengambil jatah paket Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tetap disalurkan sekolah selama masa libur panjang akhir tahun.
Mereka menyarankan, anggaran program tersebut sebaiknya dialihkan untuk hal yang lebih mendesak, seperti pemberian bantuan bencana di Sumatera.
Salah satunya Azis (39), warga Kembangan, Jakarta Barat, yang sepakat dengan ramainya perbincangan warganet yang menyoroti efektivitas anggaran MBG di masa libur.
"Mending MBG ini ikut libur dulu, terus anggarannya dialihin buat saudara-saudara kita di Sumatera, lah. Kan lagi ada musibah tuh di sana," ujar Azis saat diwawancarai Kompas.com di kawasan Kembangan, Selasa (23/12/2025).
Baca juga: Orangtua Siswa Tak Ambil MBG Saat Libur karena Malas Bolak-balik Sekolah
Menurut dia, memaksakan program berjalan saat sekolah libur berpotensi mubazir karena banyak orangtua yang enggan datang mengambil paket tersebut.
var endpoint = 'https://api-x.kompas.id/article/v1/kompas.com/recommender-inbody?position=rekomendasi_inbody&post-tags=makan bergizi gratis, MBG, pembagian mbg, MBG Libur Sekolah&post-url=aHR0cHM6Ly9tZWdhcG9saXRhbi5rb21wYXMuY29tL3JlYWQvMjAyNS8xMi8yMy8yMTU4NDE0MS9vcmFuZ3R1YS1tdXJpZC10YWstYW1iaWwtbWJnLXNlbGFtYS1saWJ1ci1tZW5kaW5nLXVudHVrLWJhbnR1YW4tYmVuY2FuYQ==&q=Orangtua Murid Tak Ambil MBG Selama Libur: Mending Untuk Bantuan Bencana Sumatera§ion=Megapolitan' var xhr = new XMLHttpRequest(); xhr.addEventListener("readystatechange", function() { if (this.readyState == 4 && this.status == 200) { if (this.responseText != '') { const response = JSON.parse(this.responseText); if (response.url && response.judul && response.thumbnail) { const htmlString = `"Daripada dipaksain buat bagi-bagi snack di sekolah pas libur, belum tentu diambil dan dimakan juga, mending dananya buat bantuan korban bencana di Sumatera. Itu lebih mendesak," kata Azis.
"Sayang banget kan kalau dibakar doang (anggarannya), nanggung," sambung dia.
Azis pun mengaku heran dengan kebijakan penyaluran MBG di masa liburan, karena dinilai tidak efisien bagi orang tua.
"Jujur saya agak heran ya. Konsepnya ini gimana gitu lho? Namanya libur sekolah, ya anak-anak maunya istirahat di rumah atau mungkin ada yang pulang kampung. Ini malah kita orangtua dibikin repot mesti bolak-balik ke sekolah lagi cuma buat ngambil jatah makanan," kata Azis.
Tak mau libur tergangguHal senada diungkapkan Daus (34), warga Pinang, Kota Tangerang yang anaknya duduk di kursi kelas 2 SD.
Ia mengaku menolak mengambil paket MBG karena tidak ingin waktu liburan keluarganya terganggu oleh urusan sekolah.
"Kalau saya sih jelas-jelas enggak berkenan ya. Ya namanya bocah lagi liburan, ya ngisi waktunya untuk bermain bersama keluarga aja, sudah. Enggak perlu pusingin buat datang ke sana," ujar Daus saat diwawancarai di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat.
Daus menceritakan, berdasarkan informasi dari istrinya, paket MBG selama libur diberikan dengan sistem rapel untuk satu minggu.
"Isiannya buat seminggu, makanan awet sih ya. Kayak susu kotakan kecil gitu, terus snack-snack ringan, buah," jelasnya.
Melihat isi paket yang hanya makanan ringan dan proses pengambilannya yang menyita waktu, Daus pun melarang istrinya untuk pergi ke sekolah.





