Pengendalian Banjir dan Rob, Jakarta Bangun 14 Proyek Jangka Menengah Jaktirta

JAKARTA, KOMPAS - Pemprov DKI Jakarta dan swasta sepakat memulai konstruksi 14 proyek pengendalian banjir dan rob senilai Rp 2,62 triliun. Proyek jangka menengah tahun 2025-2027 itu disebut Jaktirta.

Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta dan swasta menandatangani kesepakatan tersebut pada Rabu (24/12/2025) di Balai Kota Jakarta. Program pengendalian banjir dan rob ini mencakup pembangunan dan kelengkapan sistem tata air Pompa Bulak Cabe di Kelurahan Cilincing, Waduk/ Embung Kebagusan dan Cilandak di Pondok Labu, dan tanggul pengaman pantai (National Capital Integrated Coastal Development/NCICD) Fase A Tahap 3 Paket 2. Ketiga proyek dikerjakan PT Pembangunan Perumahan Tbk.

"Jadi proyek Jaktirta ini proses pembebasan lahannya sudah selesai dan tinggal pembangunan konstruksi saja," ujar Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Ika Agustin Ningrum usai penandatanganan kontrak.

Proyek lainnya ialah sistem tata air Pompa Kayu Putih (Polder Kayu Putih), Pompa Kampung Sawah (Polder Sunter Timur II Petukangan Cakung) di Kelurahan Rawa Terate, dan Pompa Cilincing (Polder Sunter Timur II Kebantenan-KBN). Proyek digarap PT Nindya Karya.

Selanjutnya sistem tata air Pompa Pegangsaan Dua dan Pompa Warung Jengkol, serta revitalisasi penataan DAS Polder Kamal Tahap I. Paket dikerjakan PT Adhi Karya (Persero) Tbk.

Pengerjaan juga akan berlangsung untuk sistem tata air Pompa Daan Mogot (Depag, Km 13, Km 13A, Km 13B) dan Waduk/Embung Sunter Hulu TIU oleh PT Brantas Abipraya (Persero). Kemudian, NCICD Fase A Tahap 3 Paket 1 dikerjakan Abipraya-Wisnu-Guntur KSO.

Selain itu, sistem tata air Pompa Ancol beserta kelengkapannya oleh Jaya Konstruksi-Takabea, KSO. Sistem tata air Pompa Kali Apuran (Polder Cengkareng Kalideres) dan Pompa Mangga Raya (Polder Kedoya Taman Ratu) oleh PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Tbk.

Terakhir pengerjaan sistem tata air Pompa IKIP Baru dikerjakan PT Suburo Jayana Indah Corp, serta Pompa Cempaka Putih Barat dan Cempaka Putih Jalan Suprapto (Polder Cempaka Putih) oleh PT. Modern Widya Tehnical.

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa Jaktirta ialah ikhtiar agar tidak tergopoh-gopoh menghadapi banjir. Jakarta rawan banjir kiriman dari hulu, hujan lokal, dan rob di pantai utara.

Menurut Pramono, perencanaan harus lebih baik ke depannya. Kontrak proyek, contohnya, dilakukan lebih awal.

"Rencana untuk mengatasi banjir ini tidak bersifat sporadis, tidak bersifat hanya jangka pendek. Tetapi lebih jangka menengah, termasuk pembangunan NCICD," kata Pramono.

Pada 19 Desember lalu ia meninjau NCICD di Ancol Barat, Pademangan, Jakarta Utara. Pembangunan tanggul pada fase A ini sepanjang 2,1 kilometer dengan progres 90 persen lebih.

Secara keseluruhan Jakarta bertanggung jawab untuk pembangunan tanggul sepanjang 28,2 kilometer. Hingga akhir Desember 2025 telah terbangun 11,82 kilometer.

Politisi PDI Perjuangan itu juga kembali mengingatkan jajarannya agar tidak lagi menangani banjir ketika sudah terjadi. Selain Jaktirta dan NCICD, normalisasi Kali Ciliwung dan Kali Krukut akan dilakukan.

"Maka harus dipersiapkan dari sekarang, Hanya saya juga berpesan sekalian, jangan kemudian mengerjakan sesuatu yang tidak perlu dikerjakan," kata Pramono.

Maksud dari perkataan Mantan Sekretaris Kabinet ini ialah jangan membebaskan lahan untuk waduk atau embung, tetapi bukan untuk pengendalian banjir secara keseluruhan. Ia tak mau perencanaan setengah-setengah. Seluruh program harus terpadu meskipun pengerjaannya bertahap dan berkelanjutan.

"Yang penting juga realisasi di lapangan itu bisa dikerjakan. Tidak menumpuk di akhir tahun. Kemudian menyebabkan kesibukan yang luar biasa," ujar Pramono.