Mendikti: Australia Butuh Banyak Guru Bahasa Indonesia, tetapi Harus Punya Sertifikasi

kompas.com
9 jam lalu
Cover Berita

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) Brian Yuliarto mengungkapkan bahwa Australia sangat membutuhkan guru Bahasa Indonesia.

Hal itu diketahui Brian setelah ia mendampingi Presiden RI Prabowo Subianto dalam kunjungan kenegaraan ke Australia belum lama ini.

"Beberapa waktu lalu juga kami mendampingi rombongannya Bapak Presiden ke Australia, mereka butuhkan banyak guru Bahasa Indonesia, hanya saja memang mereka harus punya sertifikasi guru di Australia, juga tentunya kemampuan bahasa Inggris yang juga bagus," ujar Brian di Kantor Kemendikti Saintek, Jakarta Pusat, Selasa (24/12/2025).

Bersama dengan Menteri Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia Mukhtarudin, Brian akan membantu calon pekerja migran Indonesia melalui pendidikan vokasi.

Baca juga: Sudirman Said Diperiksa Kejagung soal Dugaan Korupsi Petral, Ini yang Disampaikan

"Pendidikan vokasi itu akan memetakan negara mana tujuannya, keahlian apa yang dibutuhkan. Nanti kami akan membuat program pada tahun terakhir dari setiap mitra perguruan tinggi yang akan menyiapkan SDM luar negeri tersebut, apakah itu tahun ketiga atau tahun keempat," jelasnya.

var endpoint = 'https://api-x.kompas.id/article/v1/kompas.com/recommender-inbody?position=rekomendasi_inbody&post-tags=pendidikan vokasi, pasar global, guru bahasa Indonesia, pekerja migran Indonesia&post-url=aHR0cHM6Ly9uYXNpb25hbC5rb21wYXMuY29tL3JlYWQvMjAyNS8xMi8yNC8xMjQ5NTYyMS9tZW5kaWt0aS1hdXN0cmFsaWEtYnV0dWgtYmFueWFrLWd1cnUtYmFoYXNhLWluZG9uZXNpYS10ZXRhcGktaGFydXMtcHVueWE=&q=Mendikti: Australia Butuh Banyak Guru Bahasa Indonesia, tetapi Harus Punya Sertifikasi§ion=Nasional' var xhr = new XMLHttpRequest(); xhr.addEventListener("readystatechange", function() { if (this.readyState == 4 && this.status == 200) { if (this.responseText != '') { const response = JSON.parse(this.responseText); if (response.url && response.judul && response.thumbnail) { const htmlString = `
${response.judul}
Artikel Kompas.id
`; document.querySelector('.kompasidRec').innerHTML = htmlString; } else { document.querySelector(".kompasidRec").remove(); } } else { document.querySelector(".kompasidRec").remove(); } } }); xhr.open("GET", endpoint); xhr.send();

Brian mengatakan, SDM yang akan disiapkan itu bakal dilatih secara khusus untuk siap bersaing di panggung global dan siap bekerja di negara-negara tujuan.

Nantinya, mereka akan diberikan pelajaran-pelajaran sesuai persiapan yang dibutuhkan, terutama bahasa yang selama ini menjadi kendala.

"Bahasa itu salah satu kendala yang utama. Karenanya nanti pelajaran bahasa itu juga akan kita masukkan khusus untuk negara tujuan mana yang mereka akan tuju," imbuh dia.

Pelajaran bahasa akan disesuaikan, misalnya jika ingin bekerja di Taiwan, maka perlu pendalaman bahasa Inggris dan Mandarin.

Baca juga: Cerita Eks Pengawas MA Menilai Integritas Hakim di Parkiran Mobil: Isinya Avanza, Innova, atau Jaguar?

"Kalau kita ingin kirim ke Jepang mereka akan mendapatkan pelatihan bahasa Jepang. Kemudian ke Rusia, kemarin saya mendengar dari Bapak Presiden ke Rusia mereka membutuhkan welder (juru las) juga, itu berarti kita akan latih bahasa Rusia," ucapnya.

googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-for-outstream'); });
.ads-partner-wrap > div { background: transparent; } #div-gpt-ad-Zone_OSM { position: sticky; position: -webkit-sticky; width:100%; height:100%; display:-webkit-box; display:-ms-flexbox; display:flex; -webkit-box-align:center; -ms-flex-align:center; align-items:center; -webkit-box-pack:center; -ms-flex-pack:center; justify-content:center; top: 100px; }
LazyLoadSlot("div-gpt-ad-Zone_OSM", "/31800665/KOMPAS.COM/news", [[300,250], [1,1], [384, 100]], "zone_osm", "zone_osm"); /** Init div-gpt-ad-Zone_OSM **/ function LazyLoadSlot(divGptSlot, adUnitName, sizeSlot, posName, posName_kg){ var observerAds = new IntersectionObserver(function(entires){ entires.forEach(function(entry) { if(entry.intersectionRatio > 0){ showAds(entry.target) } }); }, { threshold: 0 }); observerAds.observe(document.getElementById('wrap_lazy_'+divGptSlot)); function showAds(element){ console.log('show_ads lazy : '+divGptSlot); observerAds.unobserve(element); observerAds.disconnect(); googletag.cmd.push(function() { var slotOsm = googletag.defineSlot(adUnitName, sizeSlot, divGptSlot) .setTargeting('Pos',[posName]) .setTargeting('kg_pos',[posName_kg]) .addService(googletag.pubads()); googletag.display(divGptSlot); googletag.pubads().refresh([slotOsm]); }); } }

Sejumlah hal penting itu yang mendasari Kemendikti Saintek menandatangani nota kesepahaman atau MoU (Memorandum of Understanding).

"Hal-hal ini yang nantinya dengan adanya MoU ini, dengan adanya kerja sama ini, kami menjadi lebih jelas arahnya. Kami juga secara khusus sudah membentuk satgas atau tim ad hoc dari perguruan tinggi vokasi seluruh Indonesia," kata dia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Regulasi Terkait Kewajiban Produsen Kelola Sampah Ditarget Rampung 2026
• 14 jam lalubisnis.com
thumb
Geger Bawang Bombai Ilegal Asal Belanda Mengandung Zat Berbahaya, Mentan: Tak Ada Kompromi!
• 21 jam laludisway.id
thumb
Listrik di Aceh Tamiang Belum Pulih
• 15 jam lalurepublika.co.id
thumb
Amazing Quran, Menuju Indonesia Bebas Buta Aksara Quran
• 14 jam lalukumparan.com
thumb
KALEIDOSKOP 2025: Perjalanan Rekor ATH IHSG 23 Kali Sepanjang 2025
• 2 jam lalubisnis.com
Berhasil disimpan.