Bisnis.com, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi mendampingi Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) RI Sudaryono melakukan prosesi groundbreaking pembangunan Pabrik NPK Nitrat PT Pupuk Kujang di Kabupaten Karawang, Selasa (23/12/2025).
Pabrik senilai Rp600 miliar ini menjadi tonggak sejarah sebagai fasilitas produksi NPK berbasis nitrat pertama di Indonesia.
Kehadiran pabrik ini diproyeksikan mampu menekan angka impor pupuk nasional dan memperkuat ketahanan pangan melalui peningkatan produktivitas pertanian hortikultura.
Wamentan RI Sudaryono mengungkapkan bahwa kebutuhan pupuk nasional mencapai 450 ribu ton per tahun yang selama ini mayoritas dipenuhi melalui impor. Pabrik baru di atas lahan 5 hektare ini memiliki kapasitas produksi 100 ribu ton per tahun.
"Presiden Prabowo telah menyetujui pembangunan dan revitalisasi pabrik pupuk di tujuh titik di Jawa dan Sumatra hingga 2029. Saya minta target pembangunan 21 bulan ini ditepati karena kebutuhan produksi dalam negeri sudah sangat mendesak," ujar Sudaryono.
Ia memastikan nantinya hasil produksi akan disubsidi agar petani dapat membeli langsung dengan harga terjangkau tanpa rantai distribusi yang panjang.
Baca Juga
- Libur Nataru 2026 Diprediksi Tak Dongkrak Pendapatan Hotel Cirebon
- Harga Daging dan Telur Ayam di Cirebon Naik Gila-gilaan Imbas Pakan Ternak Mahal
- Ada Investasi BYD hingga CATL, KDM Pede Lapangan Kerja di Jabar Terdongkrak
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi mengapresiasi langkah strategis ini. Menurutnya, subsidi pupuk adalah instrumen vital untuk menekan biaya produksi dan menarik minat generasi muda kembali ke sektor pertanian.
"Pemerintah wajib hadir bagi petani. Selain subsidi pupuk, kita harus menjamin harga jual gabah yang menguntungkan dan ketersediaan lahan," katanya dalam rilis Humas Jabar, Rabu (23/12/2025).
KDM, sapaan akrab Dedi Mulyadi, juga menekankan bahwa menjaga eksistensi lahan sawah adalah upaya mitigasi bencana jangka panjang.
Dia pun mendorong PT Pupuk Kujang untuk terus mengembangkan pupuk organik guna memulihkan unsur hara tanah di Jawa Barat.
"Petani bukan hanya memproduksi pangan, tetapi juga mampu mengendalikan wilayah dari bencana. Kami juga berharap ada integrasi dengan pupuk organik agar kualitas tanah tetap terjaga," ucapnya.
Direktur Utama PT Pupuk Kujang, Rahmad Pribadi, menjelaskan bahwa pabrik yang menggunakan teknologi terkini dari Spanyol ini ditargetkan beroperasi penuh pada Agustus 2027.
Proyek ini menyerap ratusan tenaga kerja lokal dan memberikan kontribusi nyata bagi ekonomi daerah.
"Pabrik ini berpotensi menghemat devisa negara sebesar Rp700 miliar per tahun dari substitusi impor. Selain itu, penggunaan NPK Nitrat terbukti mampu meningkatkan produktivitas hortikultura hingga 11,5 persen," kata Rahmad.
Pembangunan pabrik ini juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi domestik melalui nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar Rp140 miliar, serta potensi setoran PPh Badan mencapai Rp33 miliar per tahun.





