FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pengamat Kebijakan Publik, Gigin Praginanto, menyentil pergantian Komisaris Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk.
Dikatakan Gigin, perubahan jajaran pimpinan di tubuh BUMN karya itu tidak akan menyelesaikan persoalan mendasar yang selama ini membelit perusahaan.
Sebagaimana diketahui, Waskita Karya resmi menunjuk Sutrisno sebagai Komisaris Utama menggantikan Heru Winarko.
Keputusan tersebut diambil melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar di Jakarta, Selasa (23/12/2025).
Namun bagi Gigin, langkah tersebut nampak sekadar formalitas. Bahkan ia mencium dugaan korupsi di Waskita Karya sudah berada pada level yang sangat mengkhawatirkan.
“Kalau korupsinya sudah seperti kanker stadium akhir, pergantian direksi dan komisaris cuma basa-basi,” ujar Gigin di X @giginpraginanto (24/12/2025).
Ia menambahkan, pola yang terjadi selama ini justru berulang tanpa solusi konkret.
Setiap kali perusahaan mencatatkan kerugian, yang dilakukan hanyalah mengganti direksi, lalu pemerintah kembali turun tangan dengan menyuntikkan dana segar.
“Seperti lingkaran setan, kalau rugi direksi diganti dan pemerintah menyuntikkan dana segar lagi,” tegasnya.
Gigin bilang, tanpa pembenahan serius dan menyeluruh terhadap tata kelola serta penegakan hukum yang tegas, pergantian pimpinan hanya akan menjadi ritual rutin tanpa dampak nyata bagi perbaikan kinerja dan kepercayaan publik.
Sebelumnya, PT Waskita Karya (Persero) Tbk resmi melakukan perombakan jajaran pengurus melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar di Jakarta, Selasa (23/12/2025) kemarin.
Dalam rapat tersebut, Sutrisno ditetapkan sebagai Komisaris Utama menggantikan Heru Winarko.
Bukan hanya itu, pemegang saham juga menyetujui pengangkatan Paulus Budi Kartiko sebagai Direktur Operasi II untuk menggantikan Dhetik Ariyanto.
Perubahan komposisi direksi dan komisaris ini disebut sebagai bagian dari upaya memperkuat kepemimpinan serta arah transformasi perusahaan.
Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita, menjelaskan bahwa penyegaran pengurus dilakukan agar perseroan tetap adaptif menghadapi dinamika industri konstruksi yang semakin menantang, sekaligus selaras dengan kebijakan pembangunan ekonomi nasional.
“Perseroan yakin komposisi pengurus yang tepat akan memberikan nilai tambah bagi strategi bisnis Waskita,” ungkap Ermy dalam keterangan tertulisnya, Selasa (23/12/2025).
Selain menyetujui perubahan pengurus, RUPSLB juga mengesahkan perubahan Anggaran Dasar serta pendelegasian kewenangan persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun 2026.
Kata Ermy, pelaksanaan RUPSLB mencerminkan dukungan pemegang saham terhadap langkah strategis manajemen dalam mendorong percepatan pemulihan dan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
Sepanjang 2025, Waskita Karya disebut fokus menjalankan strategi pemulihan kinerja melalui implementasi skema restrukturisasi.
Diketahui, perjanjian Master Restructuring Agreement (MRA) Waskita Karya telah efektif sejak Oktober tahun lalu.
Di sisi lain, perseroan juga turut mendukung agenda Asta Cita pemerintah dengan menggarap sejumlah proyek strategis nasional, mulai dari pembangunan sekolah rakyat, rumah sakit, hingga proyek sumber daya air.
Untuk sektor sumber daya air, Waskita Karya tercatat mengerjakan proyek optimalisasi lahan irigasi di berbagai daerah, seperti Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Banten, Jawa Barat, Kalimantan Timur, hingga Nusa Tenggara Timur.
Sementara itu, di sektor kesehatan, perusahaan tengah membangun Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tuan Besar Syarif Idrus di Kubu Raya, Kalimantan Barat, serta RSUD Akhmad Berahim di Tana Tidung, Kalimantan Utara.
(Muhsin/fajar)


