KOMPAS.com - Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Jawa Timur (Jatim) Said Abdullah menekankan pentingnya menumbuhkan kepedulian sosial antarumat beragama dengan menjadikan kisah perjuangan Isa atau Yesus sebagai teladan di momentum Natal.
Said menjelaskan bahwa kelahiran Yesus, yang dalam kepercayaan Islam dikenal sebagai Nabi Isa, tidak disertai kemewahan maupun keistimewaan sosial.
Isa dilahirkan oleh Siti Maryam pada 25 Desember, empat tahun sebelum Masehi, di sebuah kandang domba di Kota Betlehem.
Said menyebutkan, Isa lahir dalam kondisi serba sederhana dan harus menghadapi stigma serta tuduhan negatif dari masyarakat sekitarnya sejak awal kehidupan.
Baca juga: Banyuwangi Geram Masih Dikaitkan dengan Stigma Negatif Santet
“Isa tidak dilahirkan dari seorang bangsawan yang bertahta di istana. Namun, Allah SWT memilih Siti Maryam, seorang perawan suci yang sederhana sebagai ibu kandungnya,” ujar Said dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Rabu (24/12/2025).
var endpoint = 'https://api-x.kompas.id/article/v1/kompas.com/recommender-inbody?position=rekomendasi_inbody&post-tags=kemanusiaan, kepedulian sosial, said abdullah, antarumat beragama&post-url=aHR0cHM6Ly9uYXNpb25hbC5rb21wYXMuY29tL3JlYWQvMjAyNS8xMi8yNC8xNDM4MzI4MS9zYWlkLWFiZHVsbGFoLXRla2Fua2FuLWtlcGVkdWxpYW4tc29zaWFsLWxpbnRhcy1pbWFuLWRpLW1vbWVudHVtLW5hdGFs&q=Said Abdullah Tekankan Kepedulian Sosial Lintas Iman di Momentum Natal§ion=Nasional' var xhr = new XMLHttpRequest(); xhr.addEventListener("readystatechange", function() { if (this.readyState == 4 && this.status == 200) { if (this.responseText != '') { const response = JSON.parse(this.responseText); if (response.url && response.judul && response.thumbnail) { const htmlString = `Menurutnya, perjalanan hidup Isa penuh dengan penolakan dan penderitaan, termasuk pertentangan dari kaumnya sendiri, Bani Israil. Namun, seluruh ujian itu dijawab dengan kasih sayang dan kepedulian terhadap sesama.
Said mencontohkan berbagai mukjizat yang diterima Isa sebagaimana dikisahkan dalam ajaran agama, seperti kemampuan berbicara sejak bayi, menyembuhkan orang sakit, memulihkan penglihatan, hingga menghidupkan orang meninggal atas izin Tuhan.
Seluruh mukjizat tersebut, kata dia, merupakan simbol keberpihakan Isa kepada mereka yang menderita dan tersisih.
Baca juga: Kelahiran Nabi Isa AS, Ujian Besar bagi Keteguhan Iman Maryam
"Mukjizat yang diberikan Allah SWT dan yang dimohonkan oleh Nabi Isa memiliki makna filosofis transendensi serta antroposentris," tegas Said.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa transendensi berarti mukjizat yang diberikan Allah SWT untuk menunjukkan kebesaran-Nya secara nyata.
Sementara itu, upaya Isa memanfaatkan mukjizat untuk menolong sesama manusia merupakan wujud dari pandangan filosofis antroposentris.
Said menilai, nilai-nilai kemanusiaan yang ditunjukkan Isa relevan dengan kondisi dunia saat ini yang masih dihadapkan pada konflik dan bencana ekologis.
Baca juga: Bencana Ekologis dan Absennya Oposisi Hijau di Parlemen
Oleh karena itu, ia mendorong seluruh umat untuk memperkuat sikap peduli, welas asih, dan saling menyayangi.
"Dunia akan lebih damai bila kita semua antarumat beragama saling menyayangi, para pemimpin negara bisa bekerja sama dan mengendurkan persaingan kuasa, perbedaan keyakinan tidak menjadi dinding pemisah melainkan dimaknai sebagai keragaman keyakinan dan kebudayaan, agar kita bisa mengambil hikmah satu sama lain," kata Said.
Di tengah persaingan persenjataan, perdagangan, dan blok militer yang semakin mengancam eksistensi umat manusia, Said menegaskan pentingnya kerja sama global dengan mengedepankan teladan yang telah dicontohkan Isa.
Ia menekankan bahwa antarumat beragama harus semakin kosmopolit, berpikir luas, dan tidak menjadikan keyakinan personal sebagai penghalang dalam hubungan sosial.
Baca juga: Festival Golo Koe Labuan Bajo, Momen Merajut Toleransi Antarumat Beragama
"Saya pribadi yang muslim, mengajak menumbuhkan Islam kosmopolitan, sebagaimana yang diteladankan oleh almarhum Gus Dur. Beliau bisa bergaul dan bekerja sama dengan asyik, tidak hanya sesama muslim, malah menerobos dinding rumah ibadah," ucap Said.
Ia menjelaskan bahwa Gus Dur dikenal mampu berteman dan bekerja sama dengan para romo, pastur, bante, bedande, hingga tokoh-tokoh keyakinan lokal.
Dengan demikian, Said berharap, momentum Natal dapat dimaknai sebagai pengingat kebesaran Allah SWT sekaligus merawat kisah kelahiran Isa untuk menumbuhkan kepedulian dan solidaritas sosial.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5412611/original/013327300_1763098214-Flotilla_siap_merapat__Dokumentasi__Yaku_Mama_Amazon_Flotilla_.jpg)

:strip_icc()/kly-media-production/medias/5454696/original/039251900_1766569015-Puspen_Kemendagri.jpeg)