Pemerintah mempercepat pemulihan layanan kesehatan pascabencana banjir di Aceh, khususnya di wilayah Aceh Tamiang. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan telah mengirimkan alat kesehatan baru, termasuk CT Scan dan X-ray mamografi, serta menargetkan 300 puskesmas kembali beroperasi penuh dalam waktu dekat.
“CT Scan akan kita kirim yang baru langsung ke sana. Untuk X-ray mamografi, tendernya sudah selesai dan prioritas pertama kita tempatkan di Aceh Tamiang,” kata Budi, dalam konferensi pers usai rapat koordinasi penanganan layanan kesehatan pascabencana yang turut dihadiri Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria, Rabu (24/12).
Selain alat kesehatan, Budi menargetkan pemulihan infrastruktur dasar di puskesmas dan rumah sakit, mulai dari kebersihan lumpur, listrik, internet, hingga ketersediaan air bersih.
Dari total 300 puskesmas terdampak, saat ini tersisa 19 puskesmas yang masih belum beroperasi optimal, dengan kondisi terberat berada di Aceh Tamiang.
“Kita minta koordinasi Pangdam dan Kapolda untuk percepatan pembersihan. Sebagian sudah bersih, beberapa sudah mencapai 75%,” ujarnya.
Dalam pertemuan itu, Budi juga berharap dukungan penuh dari sektor telekomunikasi untuk mempercepat pemulihan jaringan internet dan komunikasi di fasilitas kesehatan terdampak.
Untuk mendukung operasional, sejumlah puskesmas disebutnya telah mendapatkan genset dan perangkat Starlink, termasuk Puskesmas Bintang di Aceh Tengah. Ia berharap dukungan komunikasi untuk puskesmas yang tersisa bisa segera dipenuhi agar seluruh fasilitas kesehatan dapat kembali melayani masyarakat.
“Targetnya tahun ini 300 puskesmas bisa beroperasi semua, kecuali satu lokasi di Lokom yang memang perlu pembangunan baru,” kata Budi.
Pemulihan layanan kesehatan dilakukan bertahap. Tahap pertama difokuskan pada rumah sakit rujukan, sementara tahap kedua menyasar puskesmas di seluruh kecamatan. Dalam dua minggu ke depan, puskesmas ditargetkan sudah dapat beroperasi secara bertahap dengan kapasitas layanan 25 hingga 75%.
Selain pemulihan fisik, Menkes juga menekankan pentingnya dukungan moral dan mental bagi masyarakat serta tenaga kesehatan di wilayah terdampak. Ia mengapresiasi para relawan yang telah meninggalkan zona nyaman untuk mengabdi di Aceh.
“Kami datang bukan hanya untuk melayani fisik saat sakit, tapi juga untuk menyemangati moral dan mental. Relawan harus membawa energi positif, bukan kesedihan,” kata dia.
Budi memastikan pemerintah pusat terbuka untuk berkomunikasi langsung dengan para relawan dan tenaga kesehatan di lapangan. Ia juga berencana kembali mengunjungi wilayah terdampak pada 27 atau 28 Desember, termasuk Aceh Tamiang, Langsa, dan sejumlah daerah di Sumatra Utara.
“Saya juga ingin melihat langsung desa-desa yang masih terisolasi. Itu akan jadi dasar tahap ketiga, yakni penyiapan posko layanan kesehatan di wilayah terisolasi,” kata Budi.




