Murphy Radio merupakan band asal Samarinda yang terbentuk sejak 2013 lalu. Grup beranggotakan Wendra (gitar/vokal), Aldi Yamin (bass), dan Aswin Winata (drum).
"Kami itu band dari Samarinda, bertiga aja dari awal pertama, dan kami mainin ya beberapa bisa dibilang math rock, bisa dibilang instrumental ya," kata Aldi kepada kumparan usai manggung di Soundrenaline 2025, beberapa waktu lalu.
Lewat karya eksperimentalnya, mereka perlahan mulai menarik perhatian penikmat musik lokal Tanah Air. Murphy Radio kerap mengombinasikan nada-nada emosional dalam aransemen musik yang kompleks.
Hingga pada Agustus 2016 mereka memantapkan diri untuk melangkah lebih maju dengan melakukan tur mandiri ke delapan kota di Pulau Jawa. Bersamaan dengan itu, mereka juga merilis EP yang berisi 3 lagu guna bekal untuk memperkenalkan musik mereka, Naftalena.
"Waktu Naftalena musiknya mungkin terlalu sulit ya pokoknya math rock lah, jadi mungkin (sepertinya) gak banyak (yang tertarik) sebenernya," kenang Wendra.
Perjalanan Karier Band Murphy RadioPada 2017, single Sports Between Trenches dirilis melalui format music video. Perilisan single tersebut membawa nama Murphy Radio lebih jauh lagi hingga mendapatkan perhatian dari beberapa musisi yang cukup berpengaruh dikancah musik independen Indonesia.
Setahun berselang, album perdana Murphy Radio pun dirilis. Album bertajuk Murphy Radio diproduksi melalui kerja sama dengan label independent asal Singapura, An Atmos Initiative.
Di tahun yang sama juga Murphy Radio menapaki beberapa festival musik bergengsi nasional seperti Synchronize Festival, Archipelago Festival dan Rock In Celebes.
Tak hanya itu mereka juga tampil di Envol et Macadam Festival yang berlangsung di Kota Quebec, Kanada.
Pada 2019, sebuah label independen asal Tokyo (Jepang), Friend of Mine, merilis ulang album debut Murphy Radio. Kali ini dengan tambahan 2 lagu serta desain cover dan packaging CD yang berbeda.
Setelah diselingi beberapa single seperti Vibrant Colors dan Auntumn, Murphy akhirnya merilis sebuah EP berbahasa Indonesia bertajuk Debu Kan Kembali Menjadi Debu.
Lewat EP yang dirilis 2023 lalu, seolah membuktikan Wendra mampu menulis lagu dengan lirik dalam Bahasa Indonesia.
Meski demikian, rasa gugup sempat dirasakan Aldi Yamin. Sebelum dirilis, mereka berulang kali memastikan penggunaan bahasa di setiap lirik lagu mereka dalam album itu.
"Kalau aku sih ya ada (ketakutan) tapi waktu itu lebih ke Wendra lebih banyak ngecek ke penulisannya, kayak, 'ini bahasa Indonesianya bener nggak ya?', sesuai enggak sih ditempatkan di sini?', lebih gugupnya kita kemarin di situ banget," tutur Aldi.
Aswin tak menampik sejumlah ketakutan dan keraguan yang mereka rasakan setiap mengeluarkan karya yang eksperimental. Namun, Aswin sendiri tak pernah kepikiran dengan tanggapan orang lain terhadap karya mereka.
"Mungkin iya sih, tapi menurutku Murphy itu memang bebas. Jadi kita tuh bebas mengekspresikan untuk para pendengar sebebas-bebasnya juga," ujar Aswin.
"Kalau suka ya alhamdulillah, kalau nggak suka ya nggak apa-apa," tambahnya.
Konsistensi mereka memang membuahkan hasil. Bukan hanya di Indonesia, Murphy Radio kini sudah cukup dikenal di luar negeri.
Murphy Radio bahkan percaya diri melangkah ke Asia dengan melakukan tur di Cina dan Jepang pada Oktober 2025. Sekiranya 10 kota mereka sambangi dalam tur itu.
