tvOnenews.com - Lonjakan nilai pasar Jay Idzes menjadi salah satu cerita paling mencolok dari sepak bola Indonesia di penghujung 2025.
Bek tengah andalan Timnas Indonesia itu resmi menembus banderol 10 juta euro, atau setara nyaris Rp 200 miliar, sebuah angka yang belum pernah dicapai pemain Indonesia sebelumnya.
Pencapaian ini sekaligus menegaskan posisi Idzes sebagai salah satu aset paling bernilai di Asia Tenggara saat ini.
Data tersebut dirilis oleh Transfermarkt, situs rujukan global asal Jerman yang dikenal luas dalam memantau statistik dan valuasi pemain sepak bola dunia.
Dalam pembaruan terakhir per 24 Desember 2025, nilai pasar Jay Idzes melonjak signifikan dari sebelumnya 7,5 juta euro pada Juni 2025.
Kenaikan tajam dalam waktu kurang dari enam bulan ini mencerminkan konsistensi performa sang pemain baik di level klub maupun internasional.
Lonjakan Harga Versi Transfermarkt: Bukan Sekadar Angka
Transfermarkt menjelaskan bahwa nilai pasar merupakan estimasi harga jual seorang pemain yang dihitung berdasarkan berbagai faktor.
Penilaian tersebut mencakup performa di lapangan, konsistensi menit bermain, usia, hingga risiko cedera. Artinya, kenaikan harga Jay Idzes bukan terjadi secara instan, melainkan hasil dari performa stabil yang terus dijaga dalam periode panjang.
Dalam catatan resmi Transfermarkt, Jay Idzes kini dipasang banderol 10 juta euro atau sekitar Rp 197 miliar. Angka ini menempatkannya sebagai pemain Indonesia dengan nilai pasar tertinggi sepanjang sejarah, sekaligus yang termahal di kawasan Asia Tenggara.
Sebaliknya, jika performa menurun atau pemain absen lama akibat cedera, harga pasar dapat mengalami penurunan signifikan.
- instagram Jay Idzes
Performa Solid di Serie A, Idzes Jadi Pilar Sassuolo
Kenaikan nilai pasar Jay Idzes tidak terlepas dari kontribusinya bersama Sassuolo di Serie A. Bek berusia 25 tahun itu telah mencatatkan 15 penampilan dengan total 1.350 menit bermain di liga. Catatan tersebut menunjukkan statusnya sebagai pilihan utama di lini belakang klub.
Selain itu, Idzes tampil disiplin sepanjang musim dengan hanya mengoleksi satu kartu kuning. Konsistensi tersebut membantu Sassuolo bertahan di papan tengah klasemen, tepatnya di peringkat ke-10, sekaligus membuka peluang untuk terus merangsek ke posisi yang lebih kompetitif.



