Penulis: Krisafika Taraisya Subagio
TVRINews, Jakarta
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin memaparkan strategi tiga tahap pemulihan layanan kesehatan di Provinsi Aceh pascabencana banjir dan lumpur yang melanda sejumlah wilayah.
Hal tersebut disampaikan Menkes dalam Dialog dan Update Penanganan Bencana yang digelar secara daring melalui Zoom bersama pemangku kepentingan terkait pada Rabu, 24 Desember 2025.
Dalam dialog tersebut, Menkes menegaskan bahwa pemulihan dilakukan secara bertahap, terukur, dan berfokus pada keselamatan masyarakat.
"Pemulihan layanan kesehatan kami lakukan bertahap. Tahap pertama rumah sakit, tahap kedua Puskesmas, dan tahap ketiga desa-desa terisolasi," ujar Budi Gunadi Sadikin dalam keterangannya, Rabu, 24 Desember 2025.
Pada tahap pertama, Kementerian Kesehatan memprioritaskan pemulihan rumah sakit terdampak. Tercatat terdapat 31 rumah sakit yang terdampak bencana di Aceh.
Meski belum sepenuhnya dalam kondisi ideal, seluruh rumah sakit tersebut ditargetkan dapat kembali beroperasi secepat mungkin.
Lebih lanjut, Menkes menekankan bahwa layanan yang menyangkut keselamatan jiwa, seperti Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan hemodialisa (HD), menjadi prioritas utama.
"Yang paling penting adalah layanan penyelamatan nyawa. IGD dan hemodialisa harus berjalan lebih dulu," tegasnya.
RSUD Aceh Tamiang menjadi fasilitas kesehatan dengan dampak terparah akibat lumpur yang menutupi area rumah sakit. Melalui koordinasi lintas sektor, pembersihan ruang-ruang utama berhasil dilakukan dengan cepat.
Kemenkes juga mengirimkan Mobile X-Ray, teknisi alat kesehatan, serta menyiapkan instalasi hemodialisa sementara agar layanan dasar tetap berjalan.
Memasuki tahap kedua, Menkes menyampaikan bahwa pemerintah menargetkan pemulihan seluruh 300 Puskesmas di Aceh.
Saat ini, masih terdapat 19 Puskesmas yang belum beroperasi. Pemulihan dilakukan melalui pembersihan fisik dan dukungan pengamanan di lapangan.
"Target kami, seluruh Puskesmas bisa kembali beroperasi sebelum akhir tahun, dengan waktu pemulihan sekitar dua setengah minggu," jelasnya.
Sedangkan, tahap ketiga difokuskan pada pelayanan kesehatan di desa-desa terisolasi, khususnya di wilayah Aceh Tengah dan Aceh Tamiang. Untuk menjangkau wilayah dengan akses terbatas, Kemenkes mengirimkan relawan kesehatan tangguh yang dilengkapi tenda, logistik, obat-obatan, bahan bakar, genset, serta dukungan komunikasi Starlink.
Relawan akan bertugas memberikan layanan kesehatan sekaligus dukungan psikososial di sekitar 50 hingga 60 desa terisolasi.
"Relawan harus menjadi lentera bagi masyarakat yang terdampak bencana. Datang dengan energi positif dan membantu membangkitkan semangat warga," ucapnya.
Sebagai bentuk apresiasi, Kementerian Kesehatan memberikan 10 Satuan Kredit Profesi (SKP) kepada seluruh relawan kesehatan yang terlibat dalam penanganan bencana di Aceh.
Selain itu, Menkes juga menyampaikan rencana untuk kembali melakukan pemantauan lapangan pada 26–28 Desember, guna memastikan seluruh tahapan pemulihan berjalan sesuai rencana dan layanan kesehatan masyarakat Aceh dapat kembali optimal.
Editor: Redaktur TVRINews




/https%3A%2F%2Fcdn-dam.kompas.id%2Fimages%2F2025%2F12%2F04%2F0f95d204edea89025e7b8290ce488b16-20251204AGS_14.jpg)
