Baru-baru ini, di sebuah rumah sakit kanker di Kota Zhengzhou, Provinsi Henan, Tiongkok, seorang dokter menemukan fakta mengejutkan saat melakukan pemeriksaan rutin terhadap pasien. Dalam satu pagi, 11 pasien yang ia periksa semuanya didiagnosis menderita kanker esofagus (kerongkongan) stadium lanjut, sehingga menarik perhatian luas.
EtIndonesia. Berdasarkan laporan berbagai media daratan Tiongkok, seorang wakil kepala dokter di Rumah Sakit Kanker Provinsi Henan mengatakan bahwa 11 orang yang ia periksa tersebut semuanya dipastikan mengidap kanker esofagus stadium akhir, yang berarti 7 hingga 8 orang di antaranya kemungkinan tidak dapat bertahan hidup lebih dari lima tahun. Ia mengaku sangat terpukul dan sedih atas kondisi tersebut.
Dokter tersebut menjelaskan bahwa salah satu penyebab utama kanker jenis ini adalah kebiasaan sehari-hari mengkonsumsi makanan yang terlalu panas, yang menyebabkan kerusakan jangka panjang pada esofagus.
“Tangan kita akan refleks menghindar jika menyentuh makanan yang terlalu panas, tetapi esofagus tidak bisa menghindar,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa dinding bagian dalam esofagus normalnya hanya mampu menahan suhu sekitar 40 hingga 60 derajat Celsius. Jika terkena rangsangan panas bersuhu terlalu tinggi, esofagus mudah mengalami cedera, bahkan bisa terbakar. Paparan panas berulang dalam jangka panjang dapat menyebabkan pembengkakan mukosa esofagus, perubahan atipikal, dan pada akhirnya berpotensi memicu kanker.
Sejumlah warganet di Tiongkok berpendapat bahwa meskipun kebiasaan makan memang sangat penting bagi kesehatan, hal tersebut bukanlah penyebab utama kanker. Mereka menilai bahwa beragam bahan tambahan makanan, serta semakin banyaknya makanan beracun di Tiongkok, membuat masyarakat sulit menghindarinya, sehingga menjadi faktor utama meningkatnya angka kejadian kanker. (Hui)



:strip_icc()/kly-media-production/medias/5453879/original/001495000_1766531973-Vice_President_Bidang_Dukungan_Bisnis_SKK_Migas_Maria_Kristanti.jpeg)
