Penulis: Nirmala Hanifah
TVRINews, Jakarta
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU) mencatat adanya progres signifikan dalam pemulihan infrastruktur jalan dan jembatan pascabencana banjir dan tanah longsor di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Dimana, hingga akhir Desember 2025, sebagian besar ruas jalan nasional yang terdampak telah kembali dapat dilalui.
Direktur Jembatan Kementerian PU, Rahman Taufik, menyampaikan bencana di tiga provinsi tersebut berdampak luas terhadap konektivitas wilayah.
Di Provinsi Aceh saja, lanjutnya tercatat ada sebanyak 229 titik bencana yang memengaruhi 38 ruas jalan nasional, terdiri atas 30 titik banjir, 176 titik longsor, serta 16 jembatan yang rusak atau terputus.
“Kalau kita kuantifikasi, total ruas jalan terdampak ada 81 ruas. Saat ini yang sudah fungsional sebanyak 72 ruas atau sekitar 88 persen,” ujar Rahman
Sementara itu, di Sumatera Utara tercatat 362 titik bencana yang berdampak pada jalan nasional, dengan dominasi longsor dan amblas di 245 titik serta tujuh jembatan terdampak.
“Kondisi serupa juga terjadi di Sumatera Barat, di mana 160 titik bencana tercatat memengaruhi ruas jalan nasional, dengan 94 titik longsor menjadi dampak paling signifikan,” bebernya
Untuk infrastruktur jembatan, Kementerian PU mencatat dari total 33 jembatan yang terdampak, sebanyak 23 jembatan telah kembali difungsionalkan atau sekitar 70 persen. Beberapa jembatan lainnya masih dalam proses penanganan darurat maupun pembangunan lanjutan.
“Untuk ruas-ruas yang masih terputus, rata-rata kami targetkan selesai paling lambat akhir Desember 2025. Namun ada beberapa titik berat, seperti di ruas Genti–Gerbang–Simpang Unding, yang kami upayakan selesai pada Januari 2026,” jelas Rahman.
Di Aceh, jalur Lintas Timur Sumatera pada prinsipnya telah kembali fungsional, meskipun di beberapa titik masih menggunakan jembatan sementara. Ruas Bireuen–Takengon juga sudah dapat dilalui, meski masih terdapat beberapa segmen yang dalam tahap penyelesaian.
Di Sumatera Utara, sebagian besar koridor utama telah tersambung melalui jalur alternatif, termasuk ruas Rampah Poriaha.
Adapun di Sumatera Barat, penanganan longsor di kawasan Lembah Anai telah memungkinkan jalur tersebut kembali dibuka secara terbatas dengan sistem buka-tutup sejak pertengahan Desember.
Rahman menegaskan, percepatan pemulihan infrastruktur terus dilakukan untuk memastikan mobilitas masyarakat dan distribusi logistik tetap berjalan.
“Target kami adalah memastikan konektivitas utama tetap terjaga, meskipun di beberapa lokasi masih menggunakan solusi sementara,” pungkasnya.
Editor: Redaktur TVRINews



