Jakarta, VIVA – Kementerian Perindustrian mewacanakan untuk memperpanjang insentif bagi kendaraan listrik di tahun depan, setelah penyalurannya dipastikan bakal berakhir di akhir 2025 ini.
Namun, Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa mengaku, pihaknya belum menerima kajian apapun terkait dengan wacana perpanjangan insentif bagi kendaraan listrik tersebut.
Sebab, Dia menekankan bahwa kajian terkait perpanjangan insentif bagi kendaraan listrik itu harus terlebih dahulu dilakukan, guna melihat seberapa efektif dampaknya bagi angka penjualan mobil, industri, dan juga lapangan kerja.
- Kia Indonesia
"Saya belum terima. Saya akan lihat dulu seperti apa, dan kita akan lihat juga dampak insentif sebelumnya seperti apa ke penjualan mobil, ke industri, ke lapangan kerja," kata Purbaya di kantor Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan, Rabu, 24 Desember 2025.
"Saya belum dapat proposal akhir dari Kemenperin, nanti kita lihat," ujarnya.
Purbaya berpendapat bahwa rendahnya angka penjualan mobil di tahun ini, semata-mata bukan hanya karena masalah insentif. Menurutnya, perlambatan ekonomi dalam 10 bulan di tahun 2025 ini menjadi salah satu pemicunya.
Terlebih, peningkatan penjualan mobil tahun ini memang baru terlihat dalam beberapa bulan terakhir, seiring langkah pemerintah mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.
"Jadi yang jelas, ke depan ekonomi akan kita dorong supaya pertumbuhannya lebih cepat, sehingga mestinya penjualan mobil juga akan naik," ujar Purbaya.
Karenanya, Purbaya menegaskan bahwa pemerintah akan terus mendorong perekonomian nasional supaya bisa tumbuh ke angka 6 persen. Sehingga, diharapkan penjualan mobil juga akan ikut tumbuh.
Karenanya, Purbaya menegaskan bahwa cepat atau lambatnya pertumbuhan ekonomi, merupakan salah satu hal yang turut menentukan tinggi atau rendahnya angka penjualan di sektor otomotif alih-alih dampak dari adanya insentif.
"Jadi bukan karena insentif. Daya beli membaik itu karena ekonominya berjalan lebih bagus," ujarnya.



