Bisnis.com, JAKARTA- Paus Leo XIV mengajak masyarakat dunia menciptakan perdamaian, terlebih dalam memperingati hari kelahiran Yesus Kristus. Seruan ini disampaikan langsung Paus Leo XIV dari Castel Gondolfo.
Seruan itu diungkapkan Paus Leo XIV saat berbincang dengan awak media massa pada Selasa (23/12/2025). Pembicaraan itu membahas tentang masa depan perdamaian di beberapa wilayah seperti Ukraina dan Timur Tengah.
“Sungguh, di antara hal-hal yang menyebabkan saya sangat sedih akhir-akhir ini adalah kenyataan bahwa Rusia tampaknya menolak permintaan gencatan senjata Natal,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Uskup Roma memperbarui seruannya untuk menghentikan pertempuran pada hari Natal. “Mungkin mereka akan mendengarkan kita, dan akan ada 24 jam - satu hari penuh perdamaian di seluruh dunia,” singgung Paus.
Dia menyampaikan bahwa seruan ini ditujukan kepada semua orang yang berkehendak baik, agar setidaknya pada hari raya kelahiran Sang Juru Selamat, satu hari perdamaian dapat dihormati.
Terkait kondisi Timur Tengah, Paus mengenang kunjungan indah beberapa hari lalu ke Gaza oleh Kardinal Pierbattista Pizzaballa, Patriark Latin Yerusalem.
Baca Juga
- Ajaran Paus Fransiskus, Gereja di Surabaya Dirikan Pohon Natal 12 Meter dari Sampah Plastik
- Paus Leo XIV: Two-State Solutions Satu-satunya Jalan Konflik Israel vs Palestina
- Momen Paus Leo XIV Berkunjung ke Masjid Biru di Turki
"Mereka berusaha merayakan pesta di tengah situasi yang masih sangat genting. Mari kita berharap bahwa kesepakatan damai akan terus maju," tambah Paus Leo.
Selain itu, Paus mengomentari persetujuan baru-baru ini di negara bagian asalnya, Illinois, atas undang-undang yang mengizinkan bunuh diri yang dibantu bagi orang dewasa dengan penyakit terminal dan prognosis enam bulan atau kurang, mulai September 2026.
Paus Leo XIV menjelaskan bahwa dirinya telah membahas masalah ini "dengan sangat jelas" dengan Gubernur JB Pritzker selama audiensi di Vatikan November lalu.
"Pada saat itu, RUU tersebut sudah ada di mejanya. Kami sangat jelas tentang perlunya menghormati kesucian hidup, dari awal hingga akhir. Dan sayangnya...ia memutuskan untuk menandatangani RUU itu. Saya sangat kecewa dengan ini," kata Paus.
Kemudian dia mengajak semua orang, terutama selama musim Natal ini, untuk merenungkan hakikat kehidupan manusia, tentang nilai kehidupan manusia.
“Tuhan menjadi manusia seperti kita untuk menunjukkan kepada kita apa arti sebenarnya menjalani kehidupan manusia,” tutupnya.



/https%3A%2F%2Fcdn-dam.kompas.id%2Fphoto%2Fori%2F2023%2F01%2F19%2Fdff4fbf2-0083-4a60-beb2-8aeb2542a20a.jpg)

