Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan bahwa pada tahun 2026, sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami curah hujan tahunan berkisar antara 1.500 hingga 4.000 milimeter. Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, menjelaskan bahwa variasi curah hujan ini masih dianggap normal bagi Indonesia.
Menurut BMKG, terdapat beberapa wilayah yang diprediksi memiliki curah hujan rendah, yaitu Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, pesisir timur Sumatera, dan pesisir timur Kalimantan. Meskipun demikian, terdapat daerah yang memperlihatkan potensi curah hujan tinggi yang perlu diwaspadai, dengan tingkat curah hujan lebih dari 4.000 milimeter per tahun.
Wilayah yang berpotensi mengalami curah hujan tinggi antara lain adalah Jawa Tengah bagian tengah, Jawa Barat, sebagian besar Kalimantan, wilayah tengah Sulawesi, Papua, dan pesisir barat Sumatera. Pesisir barat Sumatera, khususnya, dipengaruhi oleh kondisi geografis dan iklim regional, termasuk fenomena panas laut dari Samudra Hindia, yang berkontribusi pada curah hujan yang tinggi.
BMKG mengingatkan bahwa meskipun curah hujan yang tinggi diprediksi, secara umum, sifat hujan pada tahun 2026 tetap akan berada dalam kategori normal. Hal ini menunjukkan bahwa fenomena iklim ini telah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.
Baca Juga:Prakiraan Cuaca Mingguan 23-29 Desember 2025: Potensi Siklon Tropis dan Hujan Ekstrem
Pada awal tahun, tepatnya bulan Januari, curah hujan diperkirakan berada dalam kategori menengah hingga tinggi. Wilayah yang perlu diperhatikan termasuk Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Selatan.
Memasuki bulan Februari, curah hujan diperkirakan akan bervariasi dari rendah hingga tinggi, dengan potensi hujan sangat tinggi di Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan.
Bulan Maret hingga April 2026, kondisi hujan cenderung mempunyai kategori menengah hingga tinggi, terutama di Jawa Tengah dan Papua Tengah.
Perlu diingat bahwa periode Januari hingga Maret 2026 masih akan terpengaruh oleh fenomena La Nina, sehingga risiko banjir dan longsor harus diantisipasi.
Mei hingga September 2026Memasuki bulan Mei hingga Juni, saat Indonesia bertransisi ke musim kemarau, curah hujan akan berada pada kategori rendah hingga menengah.
Wilayah yang berpotensi mengalami curah hujan rendah antara lain Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
Selama bulan Juli hingga September, yang merupakan puncak musim kemarau, potensi curah hujan cenderung rendah di wilayah Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Hal ini menjadi perhatian khusus bagi kesiapsiagaan terhadap ketersediaan air.
Oktober hingga Desember 2026Pada bulan Oktober, sebagian wilayah Indonesia mulai memasuki transisi ke musim hujan. Curah hujan diprediksi kembali meningkat, dengan potensi hujan yang sangat tinggi di Aceh.
Memasuki bulan November hingga Desember, BMKG memprediksi curah hujan berada dalam kategori menengah hingga tinggi di berbagai wilayah, termasuk Aceh, Sumatera Barat, Bengkulu, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
Baca Juga:Daftar Daerah yang Diperkirakan Mengalami Curah Hujan Tinggi Menjelang Natal Akibat La Nina





