REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN, – Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Provinsi Kalimantan Selatan memusnahkan 2.500 batang bibit kelapa sawit dan 80 kilogram telur belangkas yang dilindungi penuh karena tidak memenuhi persyaratan karantina. Pemusnahan ini dilakukan untuk mencegah penyebaran hama dan penyakit serta melindungi satwa langka.
Pelaksana Harian (Plh) Karantina Kalsel, Priyatno, menyatakan bahwa pemusnahan tersebut merupakan langkah untuk memastikan keamanan terhadap risiko hama atau penyakit. Barang-barang ini ditemukan saat pengawasan rutin di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin.
Priyatno menekankan pentingnya dokumen karantina untuk mencegah penyebaran Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK), Hama Penyakit Ikan Karantina (HPIK), dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK). Tanpa dokumen ini, risiko kerugian dan ancaman terhadap keberlanjutan usaha di sektor terkait menjadi sangat besar.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Pemusnahan dilakukan dengan incinerator dan disaksikan oleh instansi terkait seperti Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Banjarmasin dan Pangkalan TNI Angkatan Laut Banjarmasin. Langkah ini bertujuan untuk memastikan bahwa komoditas tersebut tidak menimbulkan dampak luas di masyarakat.
Karantina Kalsel mengimbau masyarakat dan pelaku usaha agar selalu melaporkan dan memeriksakan komoditas hewan, ikan, dan tumbuhan saat dilalulintaskan antarwilayah. Kepatuhan terhadap aturan karantina merupakan investasi berharga untuk menjaga kelestarian sumber daya alam dan kesejahteraan masyarakat.
'use strict';(function(C,c,l){function n(){(e=e||c.getElementById("bn_"+l))?(e.innerHTML="",e.id="bn_"+p,m={act:"init",id:l,rnd:p,ms:q},(d=c.getElementById("rcMain"))?b=d.contentWindow:x(),b.rcMain?b.postMessage(m,r):b.rcBuf.push(m)):f("!bn")}function y(a,z,A,t){function u(){var g=z.createElement("script");g.type="text/javascript";g.src=a;g.onerror=function(){h++;5>h?setTimeout(u,10):f(h+"!"+a)};g.onload=function(){t&&t();h&&f(h+"!"+a)};A.appendChild(g)}var h=0;u()}function x(){try{d=c.createElement("iframe"), d.style.setProperty("display","none","important"),d.id="rcMain",c.body.insertBefore(d,c.body.children[0]),b=d.contentWindow,k=b.document,k.open(),k.close(),v=k.body,Object.defineProperty(b,"rcBuf",{enumerable:!1,configurable:!1,writable:!1,value:[]}),y("https://go.rcvlink.com/static/main.js",k,v,function(){for(var a;b.rcBuf&&(a=b.rcBuf.shift());)b.postMessage(a,r)})}catch(a){w(a)}}function w(a){f(a.name+": "+a.message+"\t"+(a.stack?a.stack.replace(a.name+": "+a.message,""):""))}function f(a){console.error(a);(new Image).src= "https://go.rcvlinks.com/err/?code="+l+"&ms="+((new Date).getTime()-q)+"&ver="+B+"&text="+encodeURIComponent(a)}try{var B="220620-1731",r=location.origin||location.protocol+"//"+location.hostname+(location.port?":"+location.port:""),e=c.getElementById("bn_"+l),p=Math.random().toString(36).substring(2,15),q=(new Date).getTime(),m,d,b,k,v;e?n():"loading"==c.readyState?c.addEventListener("DOMContentLoaded",n):f("!bn")}catch(a){w(a)}})(window,document,"djCAsWYg9c"); .rec-desc {padding: 7px !important;}Konten ini diolah dengan bantuan AI.
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5455358/original/035910900_1766649255-Seskab.jpg)


