Penulis: Nisa Alfiani
TVRINews, Jakarta
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan, mulai April 2026 SPBU swasta tidak lagi diperbolehkan mengimpor BBM solar. Seluruh pasokan harus diperoleh dari Pertamina.
Dirjen Migas, Laode Sulaeman, menjelaskan, kebijakan ini mengikuti rampungnya proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Balikpapan, yang akan memastikan ketersediaan solar nasional mencukupi.
“RDMP sudah beroperasi, tapi butuh waktu tiga bulan untuk memastikan stok merata. Setelah itu, seluruh SPBU swasta harus membeli dari Pertamina,” ujar Laode dilansir Antara, Kamis (25/12/2025).
ESDM pun telah mengirimkan surat resmi ke SPBU swasta agar segera berkoordinasi dengan Pertamina untuk alokasi solar. Data ini akan tercatat dalam Sistem Informasi Neraca Komoditas (SINAS NK).
Meskipun impor solar dihentikan, Laode menegaskan, impor bensin tetap diperbolehkan pada 2026. Hal ini karena kilang domestik belum mampu memenuhi seluruh kebutuhan bensin masyarakat.
Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyatakan, RDMP Balikpapan yang akan diresmikan Desember 2025 akan menambah kapasitas produksi solar hingga 100 ribu barel per hari. Dengan tambahan ini, konsumsi dan produksi solar nasional dipastikan seimbang.
“Dengan kapasitas baru, impor solar tidak lagi diperlukan. Semua SPBU termasuk swasta bisa terpenuhi dari produksi dalam negeri,” kata Bahlil.
Langkah ini menjadi bagian dari upaya mendorong kemandirian energi nasional dan memastikan distribusi BBM solar lebih merata ke seluruh wilayah Indonesia.
Editor: Redaksi TVRINews
