Deret Emiten Gelar Right Issue Jumbo di 2025, Ada PANI, WIFI, BUVA hingga INET

katadata.co.id
16 jam lalu
Cover Berita

Aksi korporasi berupa penambahan modal melalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau right issue semarak mewarnai pasar modal Indonesia sepanjang 2025. Sejumlah emiten tercatat agresif memanfaatkan skema ini untuk memperkuat struktur permodalan, membiayai ekspansi berskala besar, hingga mendukung akuisisi dan transformasi bisnis di tengah dinamika ekonomi dan persaingan industri.

Nilai penghimpunan dana dari aksi right issue pun tidak kecil. Beberapa emiten bahkan membidik dana dalam jumlah jumbo hingga triliunan rupiah, mencerminkan besarnya kebutuhan modal serta ambisi ekspansi ke depan. Menariknya, sebagian perusahaan yang menggelar right issue bernilai besar tersebut terafiliasi dengan kelompok usaha konglomerat nasional, mulai dari kelompok Salim hingga entitas bisnis yang terkait Hashim Djojohadikusumo.

Dana hasil right issue tersebut umumnya akan dialokasikan untuk pengembangan kawasan properti, ekspansi jaringan telekomunikasi dan infrastruktur digital, hingga penguatan lini usaha utama di sektor transportasi dan jasa.

Berikut rangkuman emiten yang melaksanakan atau merencanakan right issue bernilai jumbo sepanjang 2025, beserta tujuan penggunaan dananya.

PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI)

Emiten kongsi Aguan-Salim PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) menjadi salah satu perusahaan yang menggelar aksi right issue dengan membidik dana jumbo. Perseroan  mematok harga Rp 12.975 per saham dengan menerbitkan sebanyak maksimal 1,21 miliar saham baru atau 6,69% dari total saham setelah pelaksanaan. 

Alhasil, apabila seluruh saham baru tersebut dapat diserap, PANI akan mendapatkan dana segar sebesar Rp 15,73 triliun. 

Adapun jika seluruh saham baru tidak dibeli oleh pemegang HMETD, maka sisa saham akan dialokasikan kepada pemegang saham lain yang melakukan pemesanan melebihi haknya. Termasuk di dalamnya PT MAP yang bersedia memesan tambahan 450,32 juta saham.

Dana besar itu akan digunakan PANI untuk penyertaan modal kepada anak usahanya PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK). Aksi mencaplok saham CBDK akan dilakukan dengan skema pembelian saham milik PT Agung Sedayu dan PT Mekar Jaya di CBDK. Lewat aksi tersebut, PANI dan CBDK bakal melakukan pengembangan kawasan PIK2.

“Menyetujui untuk melakukan penambahan penyertaan saham pada entitas anak Perseroan melalui pembelian sebagian atau seluruh saham dalam PT Bangun Kosambi Sukses Tbk dan pengambilan bagian saham baru yang diterbitkan oleh masing-masing PT Panorama Eka Tunggal, PT Cahaya Inti Sentosa dan PT Karunia Utama Selaras,” tulis manajemen PANI dalam keterangannya.

PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI)

Emiten terafiliasi adik Presiden RI Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo yaitu PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) juga mengantongi dana jumbo dari hasil right issue. Perseroan telah menuntaskan aksi right issue pada Juli 2025 lalu. Lewat aksi ini, WIFI mengantongi dana segar sebesar Rp 5,89 triliun.

Lewat aksi tersebut, perseroan menerbitkan 2,94 miliar saham baru setara dengan 55,56% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Adapun harga pelaksanaan right issue adalah Rp 2.000 per saham.

Dana right issue digunakan WIFI untuk ekspansi jaringan fiber to the home (FTTH) entitas anaknya PT Integrasi Jaringan Ekosistem (IJE) dengan membidik 4 juta homepass yang berlokasi di pulau Jawa. 

Adapun IJE melakukan pembangunan jaringan FTTH untuk melakukan penetrasi pasar dengan menyalurkan internet murah dengan harga langganan Rp 100 ribu per bulan yang diproyeksikan akan menjadi sumber revenue utama IJE. Saat ini, aksi saluran internet murah tersebut sudah mulai ditawarkan oleh perseroan kepada para pelanggannya.

Tahun depan, perseroan menargetkan ekspansi agresif. Di segmen FTTH, perseroan membidik lebih dari 5 juta homepass dan lebih dari 3 juta home connect. Sementara di bisnis 5G FWA, WIFI menargetkan pembangunan lebih dari 5 ribu lokasi dan meraih 5 juta pelanggan.

PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA)

Kemudian, emiten terafiliasi suami Ketua DPR RI Puan Maharani yaitu Happy Hapsoro, PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA) telah selesai menggelar aksi right issue pada 24 November 2025 lalu. Lewat aksi ini, perseroan telah menghimpun dana sebesar Rp 603,98 miliar.

Berdasarkan prospektus yang disampaikan perseroan, dana right issue tersebut digunakan untuk pengembangan proyek BUVA yang berlokasi di Bali. Salah satunya mencaplok entitas bisnis milik anak usaha PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) sebesar Ro 416,23 miliar. 

Dalam pengumuman terbaru yang disampaikan BUVA, perseroan telah menyelesaikan pembayaran akuisisi PT Bukit Permai Properti dari PT Summarecon Bali Indah dan PT Bali Indah Development milik SMRA.

“Setelah selesainya akuisisi BPP, maka grup perseroan memiliki lahan seluas 19,1 hektar yang rencana terkait proyeksi konstruksi serta pengembangannya akan disusun setelah akuisisi selesai,” seperti yang tertulis dalam keterbukaan informasi BEI.

Sementara itu, sisa dana akan digunakan perseroan untuk pembelian dan penegmbangan lahan di Pecatu, Bali. Kemudian, Rp 76,60 juta digunakan untuk penyertaan modal untuk usaha Bukit Permai Properti.

PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS) 

Emiten PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS)  grup berencana mengumpulkan dana segar dari aksi rights issue. Lewat aksi ini perusahaan menghimpun dana hingga Rp 504,83 miliar. Berdasarkan prospektus yang diterbitkan perseroan dalam keterbukaan informasi kepada BEI, emiten di sektor transportasi ini akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 2,19 miliar saham baru dengan harga Rp 230 per saham.   

Seluruh dan right issue akan digunakan perseroan untuk setoran modal kepada CSM, yaitu sekitar Rp 499,28 miliar yang akan digunakannya untuk penyediaan sekitar 1.650 unit kendaraan berupa mobil penumpang jenis city car, Sport Utility Vehicle (SUV), MultiPurpose Vehicle (MPV), pick-up, blind van dan sedan. Sementara sisanya akan digunakan perseroan untuk membiayai kegiatan operasionalnya seperti biaya penjualan serta biaya umum dan administrasi. 

PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA)

Kemudian emiten milik Happy Hapsoro lainnya, PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA) juga melakukan aksi korporasi Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu. Berdasarkan prospektus yang disiarkan MINA dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, emiten properti ini meraup dana segar sebesar Rp 164 miliar.  Lewat right issue perusahaan menerbitkan 3,28 miliar saham baru. 

MINA berencana menggunakan dana hasil right issue untuk ekspansi bisnis, baik di tingkat induk maupun anak usaha. Manajemen MINA menyatakan, setiap saham dibanderol dengan dengan harga Rp 20. Sementara harga pelaksana yang ditetapkan perseroan sebesar Rp 50 per saham.  

PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk (CSIS)

Emiten terakhir yang menyampaikan aksi right issue dalam keterbukaan informasi BEI adalah PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk (CSIS). Emiten sektor properti dan real estate ini membidik dana segar sebesar Rp 198,66 miliar. Dana tersebut akan digunakan oleh perseroan untuk modal usaha anak perusahaan serta ekspansi bisnis. 

Lewat aksi tersebut, CSIS menerbitkan 522,80 juta saham baru dengan nominal Rp 100 per saham atau atau sebanyak-banyaknya 28,57% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. CSIS mematok harga right issue sebesar Rp 380 per saham. Pemegang saham utama CSIS, PT Andalan Utama Bintara bertindak sebagai pembeli siaga dan bersedia menyerap sisa saham right issue

Secara rinci, manajemen perseroan menyebut sebesar Rp 193,69 juta digunakan untuk setoran modal ke entitas anak yaitu PT Bogorindo Cemerlang. Dana tersebut akan digunakan Bogorindo untuk pembangunan infrastruktur, pembangunan gudang serta pembebasan lahan untuk menambah landbank. Kemudian sisanya akan digunakan oleh CSIS untuk biaya operasional perseroan, tidak terbatas pada biaya gaji dan biaya operasional lain yang diperlukan.

“HMETD ini diperdagangkan di PT Bursa Efek Indonesia dan dilaksanakan selama 6 hari kerja mulai tanggal 29 Desember 2025 sampai dengan tanggal 7 Januari 2025,” tulis manajemen CSIS dalam prospektus right issue.

PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET)

Menjelang tutup tahun 2025, emiten jaringan telekomunikasi PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) mengumumkan bahwa rencana aksi right issue perseroan telah direstui oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

INET menargetkan dapat menghimpun dana mencapai Rp 3,2 triliun dari aksi korporasi tersebut. INET akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 12,8 miliar saham baru biasa dengan nilai nominal Rp 10 per saham dengan harga pelaksana Rp 250 per saham.

Seluruh dana tersebut akan digunakan perseroan untuk mendukung ekspansi besar-besaran di sektor telekomunikasi dan infrastruktur digital. Secara rinci, sebesar Rp 2,8 triliun akan dialokasikan untuk pengembangan FTTH berkecepatan tinggi dengan teknologi Wi-Fi. 

Proyek tersebut ditargetkan untuk melayani hingga 2 juta pelanggan di wilayah strategis Pulau Bali dan Lombok. Sementara sisanya akan dialokasikan kepada entitas anak PT Pusat Fiber Indonesia (PFI) untuk melunasi biaya indefeasible right of use (IRU) jaringan kabel bawah laut kepada PT JMP.

Perseroan menetapkan tanggal cum tight HMETD pada pasar reguler pada 2 Januari 2025 dan di pasar tunai pada 6 Januari 2025. Sementara tanggal ex di pasar negosiasi ditetapkan pada 5 Januari 2025 sementara pasar tunai pada 7 Januari 2025. Perseroan akan mendistribusikan saham right issue pada 7 Januari 2025.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
7 Perayaan Natal Paling Unik di Berbagai Negara
• 7 jam lalunarasi.tv
thumb
Timnas Futsal Indonesia Jaga Peluang Lolos ke Final Piala AFF Futsal U-16 2025 usai Gasak Brunei 5-0
• 9 jam lalutvonenews.com
thumb
Libur Natal 2025, Warga Padati Monas untuk Berwisata dan Piknik
• 5 jam lalukompas.com
thumb
Pesan Presiden Prabowo kepada Kejaksaan: Jadilah Jaksa yang Berani dan Jujur
• 14 jam laluwartaekonomi.co.id
thumb
Libur Sekolah, Program MBG Tetap Prioritaskan Kelompok B3
• 10 jam laludisway.id
Berhasil disimpan.