Islah Bahrawi soal Polemik di PBNU: Cepat atau Lambat, Kedoknya Akan Terbuka Perlahan

fajar.co.id
9 jam lalu
Cover Berita

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Direktur Jaringan Moderat Islam, Islah Bahrawi menyebut apa yang dia sampaikan bahwa polemik di Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) terjadi karena tambang. Benar.

Itu diungkapkan Islah di YouTube Akbar Faizal Uncensored. Disitu dia berbincang dengan politisi senior Akbar Faizal.

“Saya kira sudah semakin jelas, apa yang saya sampaikan via podcast dengan Puang @akbarfaizal68,” tulis Islah dikutip dari unggahannya di X, Kamis (25/12/2025).

Ke depan, dia yakin akan terlihat siapa yang tidak mau berdamai. Hingga akhirnya memecah belah NU.

“Pihak mana yang tidak mau berdamai (islah) dan rela jadi boneka orang luar untuk memecah belah NU demi keuntungan pribadi,” ujarnya.

Hal tersebut, kata dia, cepat atau lambat bakal terungkap.

“Lihat saja, cepat atau lambat, kedoknya akan terbuka perlahan,” terangnya.

Adapun dalam YouTube tersebut, pecah kongsi di organisasi masyarakat Islam terbesar di Indonesia itu, terjadi karena persoalan tambang. Berdasarkan keyakinannya.

“Saya pastikan memang, persoalan konflik di PBNU itu persoalam tambang,” kata Islah dikutip dari YouTube Akbar Faizal Uncensored, Jumat (19/12/2025).

Dia menantang debat pihak yang tak sepakat dengan pernyataannya. Baik itu gus maupun kiyai.

“Kalau ada gus atau kiyai yang menolak bukan karena tambang, ayo debat sama saya,” ujarnya.

Islah membeberkan, konsesi PBNU ada hubungannya dengan Boy Thohir. Pengusaha kelas kakap yang juga saudara dari Menteri Pemuda dan Olahraga Erick Thohir.

“PBNU terikan Rp40 miliar sejak awal dengan perusahaan-perusahaan ini. Jadi kalau memang PBNU pada ujungnya tidak bekerja sama dengan perusahaan ini, yang dirugikan orang-orang komitmen puluhan miliar ini,” jelasnya.

Dia menduga, ada peran Presiden ke-7 Jokowi dalam Izin Usaha Perambangan (IUP) yang diterima PBNU. bahkan menyebut Jokowi yang menghubungkan Boy Thohir dengan PBNU.

“Saya punya keyakinan, ada peran Pak Jokowi dari awal disitu,” terangnya.

Selain itu, dia mengungkapkan IUP tersebut keluar di saat Jokowi menjabat presiden.

“IUP ini kan dikeluarkaan di jaman Pak Jokowi, jadi bagaimana yah. Kalau mau dibilang kita berprasangka buruk, atau berpura-pura tak berprasangka buruk, repot juga,” imbuhnya.

Lebih jauh, Islah menyebut tambang itu akan dipergunakan untuk pendanaan di 2029. Dia tak menyebut lebih jauh 2029 apa yang dimaksud, tapi dalam konteks politik, itu merujuk pada Pemilihan Umum.

“Tambang di NU ini, tampaknya akan dijadikan mesin pendanaan untuk 2029. Untuk siapa? Mungkin saja untuk Pak Jokowi,” pungkasnya.
(Arya/Fajar)


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
14 Negara Kecam Rencana Israel soal Perluasan Permukiman di Tepi Barat
• 10 jam laludetik.com
thumb
Korban Banjir & Longsor Sumatera Butuh Rumah Cepat, BNPB Ungkap Progres & Target Bulan Puasa Selesai
• 16 jam lalukompas.tv
thumb
Tim Medis UNG Layani Ribuan Korban Banjir di Pidie Jaya
• 15 jam lalurepublika.co.id
thumb
Kemenpar Pantau Destinasi Wisata Sari Ater Jelang Libur Nataru
• 16 jam lalurepublika.co.id
thumb
Jembatan Gantung Garuda di Way Umbar Tanggamus Capai 45 Persen
• 23 jam lalutvrinews.com
Berhasil disimpan.