Baru-baru ini, seorang pria berusia 60 tahun di Zhejiang, Tiongkok mengalami kejadian berbahaya saat bermain dengan cucunya di sofa. Cucu tersebut melompat-lompat di perut sang kakek, sehingga menyebabkan pembuluh darah di rongga perut pecah, dan nyaris berujung pada kematian.
EtIndonesia. Menurut laporan Red Star News, pada 18 Desember 2025 pagi, Tuan Wang (nama samaran), warga Ningbo, Zhejiang, terbangun karena sakit perut hebat, lalu berulang kali ke kamar mandi hingga empat kali buang air besar berupa cairan.
Awalnya, Tuan Wang mengira dirinya hanya mengalami sakit perut akibat makanan yang tidak cocok malam sebelumnya. Ia menahan rasa sakit dan pergi ke unit gawat darurat rumah sakit. Namun, dokter menemukan adanya kejanggalan: saat perutnya ditekan terasa sakit, dan ketika tekanan dilepas rasa sakit justru semakin hebat. Gejala “nyeri tekan + nyeri lepas” ini bukan ciri diare atau radang lambung biasa, dan saat itu Tuan Wang sudah berkeringat dingin karena menahan nyeri.
Meski demikian, Tuan Wang enggan menjalani pemeriksaan tambahan dan terus mendesak dokter agar segera memberinya obat pereda nyeri dan antidiare. Dokter memperingatkan bahwa rasa sakit ini berbeda dari diare biasa dan bisa berbahaya jika penyebabnya tidak diperiksa dengan jelas.
Akhirnya, dengan pendampingan dokter, Tuan Wang menjalani pemeriksaan CT-scan. Tak disangka, saat kembali dari ruang CT menuju IGD, ia tiba-tiba sempoyongan, wajahnya mendadak pucat pasi, dan hampir tidak memiliki tenaga untuk berbicara.
Dokter segera menopangnya, memeriksa denyut nadi, lalu mengukur tekanan darah—hasilnya 80/40 mmHg, yang menandakan gejala syok.
Setelah penanganan darurat, tanda-tanda vital Tuan Wang sementara stabil, tetapi penyebab penyakitnya masih belum jelas. Ia kemudian dirujuk ke rumah sakit pusat. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa arteri di mesenterium kolon transversal (usus besar melintang) mengalami pecah dan perdarahan, membuat para dokter terkejut.
Melalui tindakan operasi, pembuluh darah yang pecah berhasil dijahit, dan perdarahan pun dihentikan sepenuhnya.
Setelah kejadian itu, Tuan Wang mengingat kembali peristiwa sebelum sakit: “Kalau dipikir-pikir sekarang, sore hari sebelumnya saya masih menggendong cucu di sofa. Anak kecil itu nakal, melompat-lompat di perut saya beberapa kali.”
Dokter menjelaskan bahwa salah satu pembuluh darah di perut Tuan Wang pecah dan darah terus mengalir ke rongga perut, sehingga menimbulkan sakit perut hebat dan syok. Jika ia terlambat dibawa ke rumah sakit, penumpukan darah di rongga perut bisa berakibat fatal.
Saat ini, kondisi Tuan Wang telah berangsur stabil dan ia telah dipindahkan ke ruang rawat inap biasa.
Kasus cucu yang melompat di perut kakek hingga menyebabkan pembuluh darah pecah ini memicu perbincangan di kalangan warganet. Sebagian netizen berkomentar: “Ini harus jadi pelajaran. Orang lanjut usia lebih rentan mengalami pecah pembuluh darah, jadi aktivitas fisik harus dilakukan dengan hati-hati dan secukupnya.” (Hui)




