Jakarta, VIVA – Rizky Billar kembali menjadi perbincangan netizen setelah dirinya mengungkap adanya ujaran kebencian yang diterimanya melalui pesan pribadi di Instagram.
Insiden tersebut kini memunculkan babak baru dalam polemik yang menyangkut nama sang aktor, hingga membuatnya bersiap mengajukan proses hukum terhadap pelaku. Scroll lebih lanjut yuk!
Peristiwa bermula ketika Rizky Billar menerima pesan bernada kasar dari seorang pengguna media sosial. Pesan tersebut berisi makian dan tudingan bernada sensitif yang menyeret lagi isu kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), sebuah kasus yang sempat menjadi sorotan publik beberapa waktu lalu.
Bagi Rizky Billar, tindakan tersebut dianggap telah melampaui batas kesopanan dan menyerang kehidupan pribadinya.
Ucapan provokatif yang diterimanya melalui kolom pesan pribadi itu bukan hanya menyudutkan, tetapi juga mengusik kondisi psikologis keluarga, karena menyentuh persoalan yang seharusnya sudah selesai.
Merasa difitnah dan dilecehkan, Rizky Billar kemudian menggandeng kuasa hukum untuk menelusuri identitas pengirim pesan tersebut.
Hasil penelusuran terkait pelaku kemudian mengejutkan publik. Pelaku yang mengirim pesan kebencian itu diduga merupakan istri seorang anggota kepolisian.
"Jadi setelah dilakukan penelusuran kemarin, diketahui istri dari anggota polisi ini, di mana suaminya berdinas di Polres Seruyan di bawah naungan Polda Kalimantan Tengah," ungkap kuasa hukum Rizky Billar, Sadrakh Seskoadi, mengutip tayangan YouTube, Kamis 25 Desember 2025.
Sebelumnya, tim kuasa hukum telah mencoba menyelesaikan persoalan ini melalui pendekatan persuasif. Mereka memberikan teguran tidak langsung melalui akun Instagram resmi kantor hukum. Pelaku pun sempat merespons dan membuka komunikasi untuk menyampaikan permintaan maaf.
"Yang bersangkutan sempat membuka komunikasi kepada kami, menyampaikan permohonan maaf dan sebagainya," lanjut Sadrakh.
Namun, kejadian tak terduga kemudian muncul. Hanya berselang sekitar 30 menit setelah permintaan maaf tersebut, pelaku mengaku bahwa ponselnya diretas.
"Kurang lebih 30 menit dari awalnya menyampaikan permintaan maaf, tapi tiba-tiba dapat klarifikasi bahwa yang bersangkutan handphone-nya di-hack," jelas Sadrakh lagi.
Komunikasi pun terputus begitu saja. Sikap pelaku yang mendadak tidak dapat dihubungi menimbulkan berbagai pertanyaan, terutama terkait kemungkinan adanya upaya untuk menghilangkan jejak atau menghindari pertanggungjawaban atas perbuatannya.




