Liputan6.com, Jakarta - KH Abdussalam Shohib yang akrab disapa Gus Salam mengingatkan NU bukan milik pengurus PBNU, tetapi milik ulama pesantren. Cucu pendiri NU, KH Bisri Syansuri ini mengingatkan kewajiban pengurus PBNU untuk menjaga persatuan umat.
"NU itu bukan milik pengurus, tapi milik ulama pesantren dalam kewajibannya membimbing umat, menjaga persatuan dan mengantarkan umat pada puncak kemuliaan. Jadi, sudah ada haluan dan garis besar operasionalnya. Jangan diubah-ubah demi pribadi atau kelompok," kata Gus Salam dalam keterangannya, Kamis (25/12/2025).
Advertisement
Dia menyoroti kegaduhan yang sebelumnya terjadi di PBNU akibat kesalahan manajemen organisasi oleh para elite PBNU yang keluar dari jalur.
"Kegaduhan PBNU saat ini adalah puncak dari mis-manajemen dan disorientasi struktural para elite pimpinan di PBNU," jelasnya.
Gus Salam menilai gaduh di tingkat elite PBNU usai Syuriyah Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya dari jabatan Ketua Umum PBNU begitu dirasakan oleh Nahdliyin dan struktur di daerah.
Selain itu, pengasuh PP Mamba’ul Ma’arif Denanyar Jombang ini mengaku sudah cemas karena kemelut PBNU bakal terjadi sejak awal kepemimpinan mandataris Muktamar ke-34 PBNU di Lampung, yakni Rais Aam KH Miftachul Akhyar dan Ketua Umum PBNU Gus Yahya.
Untuk itu, Gus Salam mengusulkan Rais Aam dan Gus Yahya menyerahkan kembali mandat Muktamar Lampung kepada Mustasyar PBNU yang terdiri dari PW-PC-PCINU. Dia menilai sikap itu menjadi salah satu solusi untuk mengakhiri dinamika di tubuh PBNU.
"Sikap undur diri mereka bisa menyelamatkan dan membangkitkan harapan PW-PC-PCINU hingga ranting dan banom-banom NU untuk tetap optimis menguatkan jam’iyyah dan jemaah," ujar Gus Salam.


