Beijing (ANTARA) - Pemerintah China menyerukan kepada “semua negara pencinta damai” untuk bersama-sama menentang apa yang dianggapnya sebagai “kebangkitan militerisme” di Jepang, kata juru bicara Kementerian Pertahanan Tiongkok Zhang Xiaogang, Kamis.
“Kami menyerukan kepada semua negara dan bangsa pencinta damai untuk mengambil tindakan tegas guna menekan kebangkitan militerisme oleh kekuatan sayap kanan Jepang dan mencegah dunia terjerumus ke dalam kekacauan serta terulangnya tragedi sejarah,” kata Zhang dalam sebuah konferensi pers.
Menurut dia, dalam beberapa tahun terakhir; Jepang telah melakukan berbagai upaya untuk mendorong remiliterisasi, tindakan yang menunjukkan tanda-tanda kebangkitan militerisme yang semakin mencolok.
Zhang menambahkan bahwa Jepang kerap menggunakan ancaman dari China sebagai dalih untuk menyembunyikan motif sebenarnya.
Juru bicara Kemhan China tersebut juga menegaskan bahwa alokasi anggaran pertahanan China bersifat “wajar dan moderat”, dengan porsi pengeluaran terhadap produk domestik bruto (PDB) berada di bawah rata-rata global.
Baca juga: AS setujui penjualan senjata senilai Rp183,9 triliun lebih ke Taiwan
Sebelumnya, pada 18 Desember, kantor berita Kyodo melaporkan bahwa seorang pejabat keamanan nasional dari kantor Sanae Takaichi, yang berbicara secara informal dan di luar catatan, menyatakan Jepang “seharusnya memiliki senjata nuklir” karena “pada akhirnya, seseorang hanya dapat mengandalkan diri sendiri.”
Pejabat tersebut belum membahas kemungkinan revisi prinsip-prinsip terkait senjata nuklir dengan Takaichi, karena isu tersebut dinilai berpotensi memecah opini publik.
Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Lin Jian mengatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir kekuatan sayap kanan di Jepang terus mendorong peningkatan kekuatan militer.
Lin Jian menambahkan bahwa pernyataan seorang pejabat tinggi mengenai senjata nuklir tersebut “semakin mengungkap keinginan kekuatan-kekuatan ini untuk melakukan remiliterisasi.”
Sumber: RIA Novosti/Sputnik
Baca juga: Beijing sebut tidak puas atas klarifikasi Tokyo soal Taiwan
“Kami menyerukan kepada semua negara dan bangsa pencinta damai untuk mengambil tindakan tegas guna menekan kebangkitan militerisme oleh kekuatan sayap kanan Jepang dan mencegah dunia terjerumus ke dalam kekacauan serta terulangnya tragedi sejarah,” kata Zhang dalam sebuah konferensi pers.
Menurut dia, dalam beberapa tahun terakhir; Jepang telah melakukan berbagai upaya untuk mendorong remiliterisasi, tindakan yang menunjukkan tanda-tanda kebangkitan militerisme yang semakin mencolok.
Zhang menambahkan bahwa Jepang kerap menggunakan ancaman dari China sebagai dalih untuk menyembunyikan motif sebenarnya.
Juru bicara Kemhan China tersebut juga menegaskan bahwa alokasi anggaran pertahanan China bersifat “wajar dan moderat”, dengan porsi pengeluaran terhadap produk domestik bruto (PDB) berada di bawah rata-rata global.
Baca juga: AS setujui penjualan senjata senilai Rp183,9 triliun lebih ke Taiwan
Sebelumnya, pada 18 Desember, kantor berita Kyodo melaporkan bahwa seorang pejabat keamanan nasional dari kantor Sanae Takaichi, yang berbicara secara informal dan di luar catatan, menyatakan Jepang “seharusnya memiliki senjata nuklir” karena “pada akhirnya, seseorang hanya dapat mengandalkan diri sendiri.”
Pejabat tersebut belum membahas kemungkinan revisi prinsip-prinsip terkait senjata nuklir dengan Takaichi, karena isu tersebut dinilai berpotensi memecah opini publik.
Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Lin Jian mengatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir kekuatan sayap kanan di Jepang terus mendorong peningkatan kekuatan militer.
Lin Jian menambahkan bahwa pernyataan seorang pejabat tinggi mengenai senjata nuklir tersebut “semakin mengungkap keinginan kekuatan-kekuatan ini untuk melakukan remiliterisasi.”
Sumber: RIA Novosti/Sputnik
Baca juga: Beijing sebut tidak puas atas klarifikasi Tokyo soal Taiwan



