Aceh Tengah: Perayaan Natal umat Katolik di Takengon, Aceh Tengah, berlangsung secara sederhana di Gereja Katolik Stasi Santo Petrus, Kamis, 25 Desember 2025. Para jemaat yang mengikuti ibadah berasal dari seputaran Takengon hingga berbagai kecamatan di Aceh Tengah.
"Saya senang mendengar bahwa kita tidak ada pesta-pesta, menyanyi, makan-makan, sementara banyak saudara yang kekurangan," kata Pastor Gereja Katolik Stasi Santo Petrus, Martinus Febrianto.
Keputusan ini diambil sebagai bentuk empati, solidaritas, dan penghormatan kepada warga Aceh Tengah yang terdampak bencana banjir bandang dan tanah longsor.
Baca Juga :
Bencana Tak Mengurangi Kekhidmatan Ibadah Natal Warga Kota Langsa
"Umat Kristiani di hari Natal ini diundang untuk terus memelihara solidaritas dan meneladani kasih Tuhan melalui kepedulian terhadap sesama, terutama bagi mereka yang terdampak (bencana)," ujar Pastor Martinus.
Dalam khotbahnya, Pastor Martinus menekankan makna Natal tidak tergantung pada kemeriahan. Ia menyebutkan bahwa Natal sesungguhnya terletak pada kekhusyukan, kebersamaan, dan penghayatan iman, meski di tengah keterbatasan dan duka.
Gereja Katolik Stasi Santo Petrus, Takengon, Aceh Tengah. (Metro TV/Muhammad Zakaria)
Perayaan Natal kali ini juga menjadi simbol kekuatan iman, kebersamaan, serta toleransi dan empati antarumat beragama di Aceh Tengah. Pihak gereja bahkan berencana menyalurkan 200 paket sembako kepada warga terdampak banjir dan tanah longsor.
"Nanti akan diwujudkan dengan kerja sama dengan vihara di sebelah untuk membantu warga sekitar yang terdampak," ujar Pastor Martinus. (Muhammad Zakaria)

/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F03%2F26%2Fca9386f8-095c-44bc-80e8-b09519179ccf_jpg.jpg)

/https%3A%2F%2Fcdn-dam.kompas.id%2Fimages%2F2025%2F12%2F25%2Ff9536b65b2f18b71a6d477c7515508a0-1001834775.jpg)