Mojokerto (beritajatim.com) – Pemandangan tak biasa tersaji dalam kompetisi panahan yang digelar di GOR Seni Mojopahit, Kota Mojokerto. Jika umumnya sasaran panahan berbentuk lingkaran konsentris, kali ini para pemanah justru membidik target face berbentuk ayam dan ikan dalam ajang Majapahit Hunting Archery Festival 2025.
Festival ini mengusung konsep hunting archery, yakni panahan dengan sasaran menyerupai binatang. Konsep tersebut memberikan tantangan sekaligus pengalaman baru bagi para peserta, khususnya atlet usia dini, karena target yang ditembak tidak simetris seperti pada kompetisi resmi.
Berbeda dengan ajang panahan Fespati yang menggunakan target standar berbentuk lingkaran, sasaran ayam dan ikan menuntut ketelitian lebih tinggi. Selain melatih fokus dan akurasi, model sasaran ini juga mengasah kemampuan pemanah dalam membaca sudut serta jarak tembak secara detail.
Majapahit Hunting Archery Festival 2025 menjadi ruang kreatif bagi komunitas panahan untuk menghadirkan kompetisi yang edukatif, atraktif, dan menyenangkan, tanpa meninggalkan esensi pembinaan prestasi olahraga. Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari mengapresiasi penyelenggaraan festival tersebut.
“Event seperti ini mampu menjadi sarana penjaringan atlet panahan potensial, khususnya dari Kota Mojokerto. Melalui event seperti ini, kita berharap dapat menggali dan menyiapkan bibit-bibit unggul panahan, khususnya dari Kota Mojokerto,” ungkapnya, Kamis (25/12/2025).
Sementara itu, Ketua Federasi Panahan Tradisional Indonesia (Fespati) Kota Mojokerto, Atik Rokayani mengatakan, Majapahit Hunting Archery Festival 2025 merupakan festival panahan hunting pertama yang digelar di Kota Mojokerto. Ia menegaskan, target jika biasanya menggunakan target face resmi dari Inorga Fespati yang berbentuk lingkaran.
“Namun hari ini kami memodifikasi dengan konsep hunting, sehingga target yang ditembak berbentuk binatang. Festival ini mempertandingkan enam kategori, yakni U9 Putra, U9 Putri, U12 Putra, U12 Putri, U18 Putra, dan U18 Putri, dengan total peserta sekitar 150 atlet. Setiap kategori memiliki jarak tembak berbeda, yakni 5 meter untuk U9, 10 meter untuk U12, dan 15 meter untuk U18,” jelasnya.
Melalui ajang ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto bersama komunitas panahan berharap minat generasi muda terhadap olahraga panahan tradisional terus tumbuh. Tidak hanya sebagai sarana rekreasi dan pelestarian budaya, festival ini juga menjadi langkah strategis menyiapkan atlet berprestasi yang mampu bersaing di tingkat regional hingga nasional.
Sebagai informasi, atlet Fespati Kota Mojokerto juga telah memperkuat Kontingen Jawa Timur dalam ajang Festival Olahraga Rekreasi Nasional (FORNAS) VIII yang digelar di Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Juli 2025 lalu. [tin/kun]


