PEMIMPIN Korea Utara, Kim Jong-un, secara resmi mengumumkan rencana pembangunan pabrik amunisi baru untuk memperluas kapasitas produksi rudal dan peluru kendali. Langkah ini ditegaskan Kim sebagai hal yang sangat krusial dalam memperkuat daya tangkal atau deterensi perang negara tersebut.
Menurut laporan kantor berita resmi Korea Utara, Korean Central News Agency (KCNA) pada Jumat (26/12), pernyataan tersebut disampaikan Kim saat melakukan inspeksi ke sejumlah perusahaan industri amunisi utama sepanjang kuartal keempat tahun ini. Meski demikian, KCNA tidak merinci tanggal pasti inspeksi maupun lokasi pabrik-pabrik yang dikunjungi.
Dalam arahannya, Kim memerintahkan perluasan kapasitas produksi secara besar-besaran. Rencana pembangunan fasilitas baru ini dijadwalkan akan diputuskan secara resmi dalam kongres partai mendatang.
"Untuk memenuhi tuntutan prospektif pasukan rudal dan artileri Tentara Rakyat Korea, perlu secara konsisten menaikkan tingkat modernisasi industri amunisi dengan mendirikan perusahaan industri amunisi baru sesuai rencana," ujar Kim sebagaimana dikutip oleh KCNA.
Kim menambahkan bahwa sektor produksi rudal dan peluru memiliki kepentingan yang paling utama dalam memperkokoh pencegah perang. Dalam kunjungan tersebut, Kim didampingi sejumlah petinggi partai, termasuk Jo Chun-ryong, sekretaris partai, dan Kim Jong-sik, wakil direktur pertama yang bertanggung jawab atas industri amunisi di Partai Buruh Korea.
Persiapan Kongres Partai dan Konteks GlobalInspeksi ini dipandang sebagai upaya peninjauan pencapaian sektor pertahanan menjelang Kongres Partai ke-9 yang akan digelar awal tahun depan. Sebelumnya, media pemerintah juga melaporkan bahwa Kim telah meninjau pembangunan kapal selam rudal kendali strategis bertenaga nuklir berkapasitas 8.700 ton.
Instruksi konsisten Kim untuk meningkatkan produksi senjata ini memicu spekulasi internasional terkait hubungannya dengan ekspor senjata Korea Utara ke Rusia. Sejak Korea Utara dilaporkan mengirimkan sekitar 15.000 tentara untuk mendukung Rusia dalam perang di Ukraina, Kim terus menekankan pentingnya modernisasi senjata konvensional dan penguatan kemampuan tempur pasukan.
Langkah ini mempertegas posisi Korea Utara yang tetap fokus pada pengembangan kekuatan militer di tengah dinamika keamanan global yang kian memanas. (Yonhap/Z-2)




