Dalam mempercepat pemulihan pemulihan akses dan layanan publik di wilayah terdampak bencana dan memastikan kebutuhan dasar masyarakat segera terpenuh, Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Kemenko Infra) mengirimkan dua tim dari Jakarta ke Pulau Sumatera.
Pengiriman tim tersebut bertujuan untuk memimpin pendistribusian 250 ton bantuan kemanusiaan yang diangkut KRI Semarang 594, sekaligus menyiapkan infrastruktur darurat bagi masyarakat di daerah terdampak bencana menggunakan pesawat Hercules TNI Angkatan Udara.
Baca Juga: Wamenpar Pastikan Keamanan dan Kenyamanan Destinasi Wisata Hadapi Nataru
Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Bidang Komunikasi dan Informasi Publik, Herzaky Mahendra Putra, menyampaikan bahwa keberangkatan tim Kemenko Infra ini merupakan kelanjutan dari pelepasan bantuan kemanusiaan oleh Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Tim pertama berangkat pada Kamis (25/12/2025), dipimpin Deputi Bidang Koordinasi Pemerataan Pembangunan Wilayah, Agraria, dan Tata Ruang Nazib Faizal; Staf Khusus Menko Bidang Percepatan Pembangunan Irjen Pol Arif Rachman; serta Liaison Officer Kementerian Transmigrasi Brigjen TNI Rio Neswan.
Tim kedua berangkat pada Jumat (26/12/2025), dipimpin Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Dasar Muhammad Rachmat Kaimuddin, Staf Khusus Menko Bidang Hukum dan Regulasi Sigit Raditya, dan Tenaga Ahli Menko Bidang Manajemen Pimpinan Yudjo Prasetyo Purnomo.
Langkah ini merupakan tindak lanjut pascakunjungan langsung Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan AHY ke sejumlah daerah terdampak bencana di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat, termasuk salah satu titik terparah bencana, yakni Jembatan Lubuk Sidup di Aceh Tamiang yang mengalami putus dan roboh.
Pada Senin (22/12/2025), Menko AHY telah melepas bantuan kemanusiaan sekitar 250 ton hasil swadaya bersama para mitra dengan menggunakan KRI Semarang 594 yang diberangkatkan dari Kolinlamil Tanjung Priok, Jakarta.
Bantuan logistik yang dilepas setara 42 truk muatan tersebut mencakup bahan makanan siap saji, instan, dan darurat; pakaian serta perlengkapan perorangan; hingga peralatan memasak.
Selain itu, turut disertakan perlengkapan penunjang kehidupan seperti tenda berkapasitas 4 dan 8 orang, genset, MCK portabel, perahu karet, serta infrastruktur darurat berupa material jembatan perintis, material rumah contoh modular, infrastruktur komunikasi berbasis Starlink, kendaraan 4x4, dan perlengkapan pendukung lainnya, termasuk air bersih, sarana penjernihan air, dan obat-obatan.
Seluruh bantuan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan riil di lapangan, terutama bagi kelompok rentan di lokasi pengungsian.
Tim Kemenko Infra yang diberangkatkan, kata Herzaky, akan memimpin langsung pendistribusian bantuan serta pembangunan pilot project infrastruktur darurat di lapangan. Salah satunya adalah jembatan perintis kemanusiaan yang menghubungkan Kabupaten Aceh Tamiang dan Kabupaten Aceh Timur dengan bentang sekitar 250 meter.
“Tim akan memimpin penyaluran bantuan kemanusiaan dan pembangunan infrastruktur darurat, seperti jembatan perintis kemanusiaan, sarana MCK, serta penyediaan air bersih,” ujar Herzaky, dikutip dari siaran pers Kemenko Infra, Jumat (26/12).
Herzaky menambahkan, percepatan penanganan di Aceh Tamiang menjadi prioritas karena dampaknya yang cukup signifikan. Sekitar 50 persen wilayah Aceh, atau sekitar 150 ribu masyarakat, dilaporkan terdampak bencana sehingga membutuhkan penanganan yang cepat dan terkoordinasi.
Selain itu, lanjut Herzaky, tim Kemenko Infra juga menyiapkan contoh rumah modular sebagai bagian dari solusi hunian sementara bagi masyarakat terdampak.
“Tim Kemenko Infra akan bekerja sama dengan tim lokal agar penyaluran bantuan tepat sasaran, serta memastikan bantuan benar-benar sampai ke titik yang membutuhkan,” jelasnya.
Pemerintah, kata Herzaky, memastikan seluruh langkah penanganan difokuskan pada kecepatan, ketepatan, dan efektivitas, agar kehidupan masyarakat terdampak bencana dapat segera pulih dan kembali beraktivitas secara normal.


