Bisnis.com, JAKARTA – Emiten Happy Hapsoro PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU) baru saja mengumumkan akuisisi 100% saham SMS Development Limited, perusahaan yang memiliki 20% saham Husky-CNOOC Madura Limited (HCML), kontraktor kegiatan usaha hulu migas di Wilayah Kerja Selat Madura.
Pengambilalihan tersebut dilakukan RATU melalui anak usahanya, PT Raharja Energi Madura (PT REM) yang telah menandatangani perjanjian jual beli saham pada 25 Desember 2025. Dengan demikian, masih terdapat satu rencana akuisisi baru lagi yang akan dilakukan RATU sebelum Juni 2026.
Analis Samuel Sekuritas Indonesia, Juan Harahap dan Fadhlan Banny dalam risetnya yang terbit 2 Desember 2025, mengungkap bahwa sekuritas telah mendapat informasi dari manajemen RATU, perseroan tengah menyiapkan tujuh rencana akuisisi dalam tiga tahun mendatang. Potensi nilai akuisisi tersebut mencapai US$10 juta sampai US$150 juta per aset.
"Dalam kuartal IV 2025 hingga semester I 2026, RATU menargetkan menyelesaikan dua akuisisi blok migas. Kedua transaksi ditargetkan selesai pada semester I 2026," tulis sekuritas, dikutip Jumat (26/12/2025).
Akuisisi tersebut menjadi bagian dari transformasi jangka panjang RATU menjadi operator hulu migas. Pada tahap awal, 1-3 tahun, RATU memprioritaskan ekspansi non-operating investment melalui akuisisi participating interest (PI) pada product sharing contract (PSC) berskala besar tanpa mengambil hak operasional aset.
Samuel Sekuritas menjabarkan, dalam fase pertama ini RATU akan berperan sebagai pemilik PI dengan memanfaatkan modal untuk mengamankan kepemilikan strategisnya di PSC besar sambil meminimalkan beban operasional.
Baca Juga
- Emiten Happy Hapsoro RATU Akuisisi 100% SMS Development, Perkuat Portofolio Hulu Migas
- Cuan Manis Saham Emiten Konglomerat Happy Hapsoro RAJA, RATU Cs pada 2025
- Diam-Diam Borong Ratusan Juta Lembar Saham Bank Mandiri (BMRI)
Berikutnya pada fase kedua, 3-5 tahun, RATU akan bertransisi ke investasi operasional dengan mengakuisisi PI pada PSC berproduksi skala lebih kecil dan mulai mengelola serta mengoperasikan aset secara langsung.
Kemudian dalam fase ketiga, 6-10 tahun, RATU akan ekspansi melakukan investasi operasional ke PSC dengan skala produksi yang lebih besar.
"Prioritasnya adalah pada aset yang memiliki internal rate of return (IRR) lebih dari 10% dan struktur pendanaan 80% utang dan 20% ekuitas," tulis riset tersebut.
Sebelumnya, Direktur RATU Adrian Hartadi mengatakan saat ini perseroan memiliki fleksibilitas untuk pendanaan ekspansi, diukur dari kondisi arus kas perusahaan yang sehat dengan rasio-rasio keuangan yang cukup baik.
Per akhir September 2025, aset RATU mencapai US$66,32 juta, meningkat 25,56% secara year to date (YtD) dibanding aset perseroan per 31 Desember 2024 mencapai US$52,82 juta.
Ekuitas perseroan dalam periode tersebut melesat 63,95% YtD menjadi US$45,89 juta. Sedangkan, jumlah liabilitas menyusut 19,67% YtD menjadi US$20,42 juta. Liabilitas ini terdiri dari liabilitas jangka pendek US$9,68 juta (turun 3,10% YtD) dan liabilitas jangka panjang US$10,72 juta (turun 19,67% YtD).
"Artinya, kita bisa masih, apabila DER sampai dengan 4, kita masih bisa [menarik pinjaman] sampai US$164 juta. Jadi untuk pendanaannya ini kita masih buka bank loan, itu yang masih ada ruang untuk expand," ujar Adrian.
Adrian juga bilang bahwa tidak menutup kemungkinan RATU akan menerbitkan obligasi, namun kemungkinannya akan dilakukan untuk membiayai ekspansi perseroan di tahun-tahun berikutnya.
________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.




