Bukan Emas, Harta Karun Baru Ini Diburu Dunia-Tembus Rp1.000 Triliun!

cnbcindonesia.com
3 jam lalu
Cover Berita
Foto: Ilustrasi data center. (Dok. Piaxabay)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perkembangan teknologi yang semakin pesat di dunia membuat banyak orang memburu "harta karun" baru. Ini bukan soal emas, tetapi aset pusat data (data center) yang nilainya bisa menembus hampir Rp 1.000 triliun.

Pesatnya kemajuan teknologi membuat banyak orang di dunia mulai ketergantungan dengan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Namun, lonjakan penggunaan AI membuat daya komputasi ikut melonjak sangat masif.

Data S&P Global Market Intelligence mencatat, hingga November 2025, terdapat lebih dari 100 transaksi pusat data di seluruh dunia.


Total nilai kesepakatan tersebut mencapai hampir US$ 61 miliar atau setara sekitar Rp 1.000 triliun, menjadikannya rekor tertinggi sepanjang sejarah.

Minat investor terhadap pusat data meningkat drastis seiring langkah agresif raksasa teknologi dan penyedia infrastruktur AI berskala besar (hyperscaler) yang mengalokasikan belanja modal hingga miliaran dolar AS.

Infrastruktur ini menjadi tulang punggung pengembangan AI, mulai dari komputasi awan hingga pemrosesan data berkapasitas tinggi.

Sepanjang tahun ini, perusahaan-perusahaan berbasis AI turut menjadi pendorong utama penguatan pasar saham Amerika Serikat (AS).

Namun di balik euforia tersebut, muncul kekhawatiran mengenai valuasi yang dinilai terlalu mahal serta ekspansi yang banyak dibiayai oleh utang.

Jika dihitung secara keseluruhan, termasuk merger dan akuisisi (M&A), penjualan aset, serta investasi ekuitas, nilai investasi pusat data hingga akhir November sudah melampaui rekor tahun 2024 yang berada di level US$ 60,81 miliar.

Secara regional, AS dan Kanada masih menjadi ladang utama perburuan aset pusat data dengan total transaksi sekitar US$ 160 miliar sejak 2019.

Kawasan Asia-Pasifik menyusul dengan nilai mendekati US$ 40 miliar, sementara Eropa mencatatkan transaksi sebesar US$ 24,2 miliar.

Analis TMT S&P Global Market Intelligence, Iuri Struta menilai tingginya minat investor didorong oleh profil risiko dan imbal hasil yang menarik dari aset pusat data.

Menurutnya, perusahaan ekuitas swasta kini berlomba menjadi pembeli, namun cenderung enggan melepas aset yang sudah dimiliki.

"Namun umumnya enggan menjadi penjual, sehingga menciptakan kondisi di mana ketersediaan aset pusat data berkualitas tinggi untuk dijual menjadi sangat terbatas," ujar Struta, dikutip dari Reuters, Senin (22/12/2025).

Baca: BMKG Kasih Warning Potensi Hujan Sangat Lebat di 26 Desember-1 Januari

(wia)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Ram-Ageddon, Ledakan Harga RAM di Era AI

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Jajaran Laptop dan Gadget Lenovo yang Wajib Masuk Wishlist
• 22 jam laluviva.co.id
thumb
Apa Arti Skema Kontrak 2+2 John Herdman sebagai Pelatih Timnas Indonesia?
• 11 jam lalutvonenews.com
thumb
65 Warga Binaan Rutan Dumai Terima Remisi Khusus Natal 2025
• 17 jam lalutvrinews.com
thumb
Putri Candrawathi Istri Ferdy Sambo Kembali Terima Remisi Khusus Natal
• 29 menit laluidntimes.com
thumb
Jaksa Agung Rombak Besar-besaran Kejaksaan, 43 Kajari Dimutasi
• 1 jam lalurctiplus.com
Berhasil disimpan.