Sebuah draf laporan Pentagon yang terbaru dan bocor menunjukkan bahwa Partai Komunis Tiongkok (PKT), demi memiliki kemampuan merebut Taiwan dengan kekuatan militer pada akhir tahun 2027, diduga telah mengerahkan lebih dari 100 rudal balistik antarbenua (ICBM) di wilayah perbatasan Tiongkok–Mongolia. Sejumlah analis menilai bahwa Amerika Serikat, Taiwan, serta negara-negara demokratis lainnya perlu memperkuat kekuatan militer mereka sendiri untuk menghalangi ambisi PKT.
EtIndonesia. Menurut laporan eksklusif Reuters, laporan Departemen Pertahanan AS menunjukkan bahwa PKT kemungkinan telah menempatkan lebih dari 100 rudal balistik antarbenua di tiga kompleks silo peluncuran rudal yang terletak dekat perbatasan Mongolia. Meskipun Departemen Pertahanan AS sebelumnya telah mengungkap keberadaan silo-silo tersebut, ini merupakan pertama kalinya jumlah rudal yang benar-benar ditempatkan di dalamnya diungkapkan.
Laporan itu juga menyebutkan bahwa persediaan hulu ledak nuklir PKT pada 2024 masih berada di angka rendah sekitar 600 unit, namun sedang diperluas dan dimodernisasi dengan cepat.
Diperkirakan pada 2030 jumlahnya akan melebihi 1.000 hulu ledak. Selain itu, PKT dinilai tidak menunjukkan minat terhadap perundingan pengendalian senjata, yang berpotensi mengancam stabilitas strategis global.
“Ini menunjukkan bahwa ambisi militer PKT terus berkembang. Di satu sisi, secara konvensional mereka akan mencegah negara lain mendekati Taiwan untuk melakukan bantuan pertahanan. Di sisi lain, mereka menggunakan pencegahan nuklir, yaitu dengan ancaman senjata nuklir agar negara lain tidak berani membantu Taiwan. Inilah niat Beijing,” ujar Direktur Institut Strategi dan Sumber Daya di Institut Riset Pertahanan dan Keamanan Nasional Taiwan, Su Ziyun.
Komentator militer senior Mark menyatakan: “Bagi PKT, musuh nomor satu mereka adalah Amerika Serikat. Karena itu, seluruh pengembangan persenjataan mereka, termasuk senjata nuklir, ditujukan kepada Amerika Serikat.”
Ia menambahkan: “Dalam sepuluh tahun terakhir, perkembangan senjata nuklir PKT berlangsung sangat cepat. Tujuan utama mereka adalah agar jumlah hulu ledak nuklir pada dasarnya dapat menyamai, bahkan melampaui, Amerika Serikat.”
Analisis dalam laporan tersebut menyebutkan bahwa PKT tengah menyempurnakan pengerahan militernya dengan tujuan memiliki kemampuan menyerang dan merebut Taiwan pada akhir 2027, salah satunya melalui kemampuan menyerang target yang berjarak 1.500 hingga 2.000 mil laut dari wilayah Tiongkok.
“PKT berupaya memiliki kemampuan untuk berperang melawan Taiwan dan memenangkan perang tersebut pada akhir 2027. Selain itu, Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, juga menyatakan bahwa jika PKT menyerang Taiwan, hal itu dapat mendorong Rusia melakukan aksi terkait di Eropa guna mengalihkan sumber daya Eropa dari Amerika Serikat atau Taiwan. Ini semua patut menjadi perhatian kita,” ujar Su Ziyun.
Para pakar menilai bahwa meskipun kondisi ekonomi Tiongkok terus memburuk, pemimpin PKT masih mungkin melancarkan perang terhadap Taiwan untuk mengalihkan krisis kekuasaan. Oleh karena itu, negara-negara lain perlu memperkuat kemampuan militernya demi menjaga perdamaian melalui kekuatan.
Mark mengatakan: “Jika Xi Jinping benar-benar menghadapi krisis kekuasaan, ia mungkin akan melancarkan perang untuk mengalihkan perhatian. Hal seperti ini pernah terjadi di masa lalu. Karena itu, saya pikir semua negara demokratis harus memperkuat kekuatan militernya agar dapat menghalangi PKT dan mencegahnya melangkah ke arah invasi.”
Su Ziyun menambahkan: “Ini menegaskan pentingnya Taiwan memanfaatkan waktu untuk meningkatkan anggaran pertahanan guna memperkuat kemampuan pertahanan nasional. Hal ini sangat krusial, karena hanya dengan kekuatanlah perdamaian dapat dipertahankan.” (Hui)
Laporan wawancara oleh reporter New Tang Dynasty Television Zhang Qin dan Luo Ya.



