FAJAR, MAKASSAR — Kontroversi yang menyelimuti laga PSM Makassar kontra Malut United FC pada pekan ke-15 Super League 2025/2026 akhirnya menemukan titik terang. Setelah berhari-hari menjadi perbincangan panas di kalangan suporter dan pemerhati sepak bola nasional, Komite Wasit PSSI secara resmi mengakui adanya kesalahan dalam pengambilan keputusan wasit pada pertandingan tersebut. Sebuah surat balasan kepada manajemen PSM Makassar yang kini viral di media sosial menjadi bukti pengakuan itu—lengkap dengan permintaan maaf.
Duel yang berlangsung pada 21 Desember lalu itu sejatinya sudah sarat tensi sejak awal. PSM Makassar yang tampil di hadapan pendukungnya sendiri harus menelan kekalahan tipis 0-1 dari Malut United FC. Namun kekalahan itu terasa kian menyakitkan karena diwarnai satu keputusan krusial yang hingga kini dianggap mengubah jalannya pertandingan.
Momen tersebut terjadi pada menit ke-83, saat PSM tengah berupaya keras menyamakan kedudukan. Dari sisi kiri penyerangan, Rizky Eka melakukan akselerasi cepat dan berusaha menembus kotak penalti. Dalam duel satu lawan satu, bek Malut United, Wbeymar Angulo, terlihat kehilangan posisi dan kemudian melakukan kontak fisik yang menjatuhkan Rizky di area terlarang.
Wasit utama Yoko Suprianto tanpa ragu menunjuk titik putih. Stadion bergemuruh. Penalti untuk PSM—sebuah peluang emas yang bisa mengubah skor dan nasib laga. Keputusan itu, pada saat kejadian, tampak tegas dan sesuai dengan interpretasi pelanggaran di lapangan.
Namun drama belum selesai.
Wasit VAR, Tomi Manggopa, bersama asistennya Nurhadi, memanggil Yoko Suprianto untuk melakukan peninjauan ulang melalui Video Assistant Referee. Setelah menatap layar di pinggir lapangan, keputusan awal dianulir. Penalti dibatalkan. PSM kehilangan peluang, Malut United bernapas lega, dan laga pun berakhir dengan kemenangan tim tamu.
Keputusan tersebut sontak menuai reaksi keras. Tidak hanya dari pemain dan ofisial PSM, tetapi juga dari publik sepak bola nasional. Media sosial dipenuhi potongan video insiden, analisis pengamat, hingga kritik tajam terhadap kinerja VAR yang kembali dipertanyakan.
Tak lama setelah laga, manajemen PSM Makassar melayangkan surat resmi kepada Komite Wasit PSSI, meminta penjelasan dan evaluasi atas keputusan tersebut. Balasan dari Komite Wasit itulah yang kini beredar luas dan menjadi sorotan.
Dalam surat tersebut, Komite Wasit secara eksplisit mengakui bahwa tindakan pemain Malut United dalam insiden itu merupakan pelanggaran. Disebutkan bahwa Wbeymar Angulo sebenarnya sudah kehilangan bola dan berada dalam posisi tidak menguntungkan, sehingga pelanggaran yang dilakukannya terhadap Rizky Eka tidak dapat dibenarkan.
Lebih jauh, Komite Wasit bahkan menilai bahwa keputusan awal wasit lapangan untuk memberikan penalti kepada PSM Makassar termasuk keputusan yang tepat. Mereka menegaskan bahwa VAR seharusnya hanya digunakan untuk mengoreksi kesalahan yang benar-benar jelas dan nyata (clear and obvious error).
“Bek Malut, yang benar-benar dikalahkan dan kehilangan bola, menurut posisi dan interpretasi wasit, tampaknya keputusan untuk memberikan tendangan penalti dalam situasi ini tidak sepenuhnya salah,” tulis Komite Wasit dalam surat tersebut.
Komite Wasit juga menyoroti proses On-Field Review (OFR) yang dilakukan wasit. Dalam penjelasannya, wasit dinilai terlalu terpaku pada tayangan gerak lambat, yang kerap memperbesar persepsi jatuhnya pemain dan mengaburkan konteks kecepatan serta intensitas permainan sebenarnya.
Menurut para ahli teknis yang dikutip dalam surat itu, keputusan memberikan penalti justru patut diapresiasi sebagai bentuk keberanian dan ketepatan membaca situasi. Intervensi VAR dalam kondisi seperti ini dinilai tidak perlu dan justru merusak alur pertandingan.
“Menurut para ahli teknis, wasit tidak salah dalam memberikan tendangan penalti kepada tim PSM, dan VAR diharapkan tidak melakukan intervensi terkait situasi perwasitan yang sangat diapresiasi,” tulis Komite Wasit.
Puncaknya, Komite Wasit secara terbuka menyampaikan penyesalan atas kesalahan tersebut. Mereka mengakui bahwa intervensi VAR dalam situasi yang tidak jelas telah menimbulkan kekhawatiran dan polemik luas di publik.
“Kami mengakui bahwa intervensi VAR dalam situasi yang tidak jelas menimbulkan kekhawatiran, dan kami sangat menyesalkan kesalahan semacam ini,” imbuh surat itu.
Sebagai penutup, Komite Wasit berjanji akan terus melakukan evaluasi, pembinaan, dan peningkatan pemahaman hukum permainan kepada para pengadil lapangan. Mereka menegaskan komitmen untuk menerapkan Laws of the Game sesuai dengan semangat permainan, bukan sekadar teks aturan.
Kebenaran surat tersebut juga telah dikonfirmasi secara tidak langsung oleh pihak PSM Makassar. Media Officer PSM, Sulaiman Abdul Karim, membenarkan bahwa surat yang beredar memiliki kesesuaian dengan dokumen yang diterima manajemen.
“Iya, suratnya mirip,” ujarnya singkat.
Pengakuan Komite Wasit ini mungkin tak bisa mengubah hasil pertandingan. Namun bagi PSM Makassar dan publik sepak bola Indonesia, ia menjadi pengingat keras bahwa profesionalisme perwasitan—terutama dalam era VAR—masih membutuhkan perbaikan serius agar keadilan di lapangan benar-benar terjaga.


:strip_icc()/kly-media-production/medias/5446054/original/083504900_1765871734-WhatsApp_Image_2025-12-16_at_14.04.24.jpeg)
