Gunung Semeru di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, kembali erupsi pada Jumat (26/12). Teranyar, erupsi terjadi pukul 12.00 hingga 18.00 WIB.
"26 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 11-22 mm, dan lama gempa 63-108 detik; 2 kali gempa guguran dengan amplitudo 1-2 mm dan lama gempa 38-40 detik; 9 kali gempa hembusan dengan amplitudo 2-7 mm, dan lama gempa 35-62 detik; 1 kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 30 mm, S-P 13 detik dan lama gempa 48 detik," ujar petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Sigit Rian Alfian, dalam keterangannya, Jumat (26/12).
Belum diketahui ketinggian dari letusan erupsi di atas puncak Gunung Semeru.
"Terekam gempa letusan, namun secara visual tinggi letusan dan warna abu tidak teramati. Terjadi guguran, namun secara visual, jarak dan arah guguran tidak teramati," ucapnya.
Ia mengimbau warga tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, Lumajang, sejauh 13 km dari puncak.
"Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak," katanya.
Lalu, lanjut dia, tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah atau puncak Gunung Semeru karena rawan bahaya lontaran batu.
"Mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan," kata dia.


:strip_icc()/kly-media-production/medias/5455561/original/063935500_1766715089-Gus_Yazid.jpg)


