Pasar derivatif kripto global sepanjang 2025 menunjukkan pergeseran struktur yang signifikan dengan dominasi transaksi berskala institusional.
Perubahan tersebut tercermin dari lonjakan volume perdagangan tahunan yang hampir mencapai US$85,7 triliun, seiring meningkatnya partisipasi investor besar melalui instrumen lindung nilai, kontrak berjangka teregulasi, dan produk exchange traded fund (ETF).
Baca Juga: Revisi UU P2SK Dinilai Perkuat Pengawasan dan Kepastian Hukum Industri Aset Kripto
Berdasarkan data CoinGlass yang dikutip CoinTelegraph, Jumat (26/12/2025), aktivitas derivatif kripto sepanjang tahun berlangsung dengan nilai rata-rata sekitar US$264,5 miliar per hari.
Lonjakan tersebut menandai semakin berkurangnya ketergantungan pasar terhadap spekulasi ritel berleverage tinggi dan bergesernya transaksi menuju struktur yang lebih kompleks dan terintegrasi dengan pasar keuangan arus utama.
Dalam peta bursa global, Binance masih mencatatkan volume derivatif terbesar sepanjang 2025, yakni sebesar US$25,09 triliun atau sekitar 29,3 persen dari total pasar global.
Dengan porsi tersebut, hampir sepertiga transaksi derivatif kripto dunia masih terpusat di satu platform. Namun, dominasi tersebut tidak berdiri sendiri, mengingat bursa besar lainnya juga memainkan peran penting.
OKX, Bybit, dan Bitget mencatatkan volume perdagangan derivatif tahunan di kisaran US$8,2 triliun hingga US$10,8 triliun. Secara kumulatif, empat bursa kripto utama tersebut menguasai sekitar 62,3 persen dari total volume derivatif kripto global, mencerminkan konsentrasi likuiditas di segelintir pemain besar yang menjadi pintu masuk utama bagi investor institusional.
CoinGlass menyoroti bahwa pertumbuhan transaksi institusional tidak hanya terjadi di bursa kripto, tetapi juga melalui jalur pasar teregulasi.
Kehadiran spot ETF kripto, instrumen opsi, serta kontrak berjangka yang patuh regulasi mendorong meningkatnya minat institusi untuk menggunakan derivatif kripto sebagai alat lindung nilai dan basis trading.
Perkembangan tersebut turut memperkuat posisi Chicago Mercantile Exchange (CME) sebagai pusat perdagangan derivatif kripto teregulasi. CoinGlass mencatat bahwa CME telah menyalip Binance dalam hal open interest kontrak berjangka Bitcoin sejak 2024 dan mempertahankan posisinya sepanjang 2025, seiring meningkatnya kebutuhan institusi terhadap instrumen yang memiliki kepastian regulasi
Dari sisi dinamika pasar, dominasi transaksi institusional juga tercermin dalam pergerakan open interest. Sepanjang kuartal I 2025, open interest derivatif kripto sempat turun ke level terendah tahunan sekitar US$87 miliar akibat proses deleveraging.
Namun, seiring masuknya kembali modal besar, open interest melonjak hingga mencetak rekor US$235,9 miliar pada 7 Oktober.
Volatilitas tetap menjadi karakter utama pasar. Pada awal kuartal IV, koreksi tajam memicu penghapusan lebih dari US$70 miliar posisi terbuka dalam waktu singkat. Meski demikian, open interest akhir tahun masih berada di level US$145,1 miliar, meningkat sekitar 17 persen dibandingkan awal tahun.
Baca Juga: Volatilitas Landa Pasar Kripto, Pengguna Baru Pintu Futures Malah Naik 37%
CoinGlass memperkirakan total likuidasi paksa sepanjang 2025 mencapai sekitar US$150 miliar. Puncak likuidasi terjadi pada 10–11 Oktober dengan nilai melampaui US$19 miliar dalam dua hari, mayoritas berasal dari posisi long dengan porsi 85–90 persen.




