Molbak  dan “Coinstar”

erabaru.net
7 jam lalu
Cover Berita

EtIndonesia. Pada tahun 1989, Jens Molbak hanyalah seorang mahasiswa biasa di Universitas Stanford, Amerika Serikat. Prestasi akademiknya sangat baik; setiap tahun ia selalu memperoleh beasiswa. Namun, kondisi keluarganya jauh dari kata berkecukupan. Kedua orang tuanya hanyalah pegawai kecil, sementara jumlah anak dalam keluarga cukup banyak, sehingga kehidupan mereka terasa sangat berat.

Untuk meringankan beban orang tuanya, Molbak  memanfaatkan waktu luangnya dengan mengambil pekerjaan membersihkan apartemen mahasiswa.

Pada hari pertama membersihkan apartemen, ia menemukan banyak koin kecil yang tertutup debu—terselip di sudut dinding, celah sofa, dan kolong tempat tidur mahasiswa. Koin-koin itu terdiri dari pecahan 1 sen, 2 sen, dan 5 sen, dan hampir setiap apartemen mahasiswa memilikinya.

Ketika Molbak mengembalikan koin-koin tersebut kepada para mahasiswa, tak satu pun dari mereka menunjukkan ketertarikan. 

Mereka berkata dengan santai :  “Segenggam koin seperti itu tak bisa membeli apa-apa. Itu memang sengaja kami buang.”

Uang… sengaja dibuang?

Pengalaman itu membuat Molbak tertegun. Setelah kejadian tersebut, ia menulis surat kepada Departemen Keuangan dan Bank Sentral Amerika, melaporkan fenomena banyaknya koin kecil yang dibuang begitu saja. Tak lama kemudian, Departemen Keuangan membalas suratnya:

“Setiap tahun, sekitar 31 miliar dolar AS dalam bentuk koin beredar di pasar nasional. Namun, sebagaimana yang Anda laporkan, sekitar 10,5 miliar dolar AS di antaranya dibiarkan tergeletak di sudut dinding, celah sofa, dan tempat-tempat tersembunyi lainnya.”

10,5 miliar dolar!

Angka itu benar-benar mengejutkan Molbak. Koin-koin kecil tersebut sering tersebar di celah sofa, bawah karpet, sudut laci, dan tempat-tempat lain yang nyaris tak tersentuh. Dia mulai berpikir: jika koin-koin ini bisa kembali beredar, betapa besar nilai ekonominya!

Pada 1991, setelah lulus dari Universitas Stanford, Murbach mendirikan perusahaannya sendiri yang diberi nama “Coinstar” (Bintang Koin), sekaligus meluncurkan mesin penukar koin otomatis.

Cara kerjanya sangat sederhana: pelanggan cukup memasukkan koin-koin yang mereka miliki ke dalam mesin. Mesin tersebut akan menghitung jumlah koin secara otomatis, lalu mencetak tanda terima yang mencantumkan total nilai uangnya. Dengan membawa tanda terima itu ke meja layanan supermarket, pelanggan bisa langsung menukarkannya dengan uang tunai.

Mesin ini mengenakan biaya layanan sekitar 9%, dan keuntungan yang diperoleh akan dibagi antara perusahaan Molbak dan pihak supermarket sesuai kesepakatan.

“Coinstar ” dengan cepat menjadi terkenal. Supermarket-supermarket di seluruh Amerika Serikat berbondong-bondong menghubungi perusahaan Molbak untuk menjalin kerja sama. Dalam waktu lima tahun, Coinstar telah memasang 10.800 mesin penukar koin di 8.900 jaringan supermarket besar di seluruh negeri, dan bahkan berhasil melantai di bursa saham Nasdaq.

Molbak—pemuda miskin yang dulu tak memiliki apa-apa—mendadak menjadi miliarder yang mengundang perhatian banyak orang.

 Ia pun dijuluki sebagai: “Miliarder yang dibangun dari uang receh satu sen.” (jhn/yn)


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Delon Rayakan Natal dengan Kesederhanaan dan Rasa Syukur
• 5 jam lalukumparan.com
thumb
Besaran Upah Minimum Diprotes Buruh, Ini Alasan Menko Perekonomian Soal Indeks Alfa
• 14 jam lalumerahputih.com
thumb
Insentif Guru Honorer Naik Jadi Rp400 Ribu per Bulan, Saleh Daulay: Tenaga Administratif Jangan Dilupakan
• 5 jam lalusuarasurabaya.net
thumb
PGJO Bentuk Dua Anak Usaha Dagang Batu Bara dan Nikel
• 22 jam laluidxchannel.com
thumb
Rekomendasi Build Selena Mobile Legends
• 21 jam laluskor.id
Berhasil disimpan.