Pantau - Domba hasil penyuntingan gen pertama di India yang diberi nama Tarmeem genap berusia satu tahun pada 16 Desember 2025, menandai pencapaian penting dalam teknologi bioteknologi hewan di negara tersebut.
Tarmeem, Domba Eksperimental Pertama India dengan Gen Myostatin NonaktifTarmeem lahir melalui proses penyuntingan gen menggunakan teknologi CRISPR di Universitas Pertanian Sher-e-Kashmir, Srinagar, wilayah Kashmir yang dikelola India.
CRISPR digunakan untuk menonaktifkan gen myostatin, gen alami yang menghambat pertumbuhan otot, dengan tujuan meningkatkan massa otot domba.
Tarmeem tumbuh bersama saudara kembarnya yang tidak disunting gennya dan menunjukkan pertumbuhan otot 10% lebih tinggi dalam satu tahun pertamanya.
Menurut peneliti, parameter kesehatan Tarmeem tetap normal secara fisiologis, biokimia, dan fisik, serta peningkatan massa otot diperkirakan akan terus berlanjut.
Proyek ini melibatkan tim beranggotakan delapan orang dan memakan waktu pengembangan selama tujuh tahun, dengan tujuh prosedur IVF yang menghasilkan lima kelahiran hidup dan dua keguguran.
Tarmeem merupakan satu-satunya hasil keberhasilan dari prosedur editing gen yang dilakukan.
Potensi Produksi Daging dan Regulasi Genetik di IndiaPeneliti memperkirakan bahwa domba hasil penyuntingan gen dapat meningkatkan bobot tubuh hingga 30%, yang berpotensi menutup kekurangan produksi daging lokal di Kashmir yang saat ini hanya mampu memenuhi setengah dari kebutuhan tahunan sebesar 60.000 ton.
Prof. Riaz Shah menyatakan bahwa praktik editing gen kini sudah distandardisasi dan menjanjikan kemajuan lebih lanjut.
"Teknologi gen-editing bisa membuat India swasembada daging seperti revolusi hijau di era 1960-an," ungkap Prof. Nazir Ahmad Ganai.
Meski demikian, status hukum hewan hasil penyuntingan gen seperti Tarmeem masih belum jelas di India.
Berbeda dengan rekayasa genetika (genetically modified/GM) yang memasukkan gen asing, editing gen CRISPR hanya memodifikasi gen yang sudah ada.
Di beberapa negara seperti AS, Jepang, Brasil, dan Argentina, hewan hasil editing gen dianggap alami dan boleh dikonsumsi.
Sementara itu, Inggris akan melegalkan konsumsi makanan hasil penyuntingan gen mulai 2026, dan Uni Eropa mulai melonggarkan regulasi ketat terkait hal ini.
Selain pada hewan, CRISPR juga telah digunakan untuk mengobati anemia sel sabit, kelainan genetik pada bayi, dan sindrom Hunter di Inggris.
Tarmeem menjadi simbol penting dalam arah baru pengembangan bioteknologi pertanian dan pangan di India.



/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2021%2F11%2F23%2F50732cfc-f1f8-421d-b7b1-13a6e6006224_jpeg.jpg)
