Bisnis.com, JAKARTA — Danantara Indonesia disebut-sebut telah memulai pembicaraan dengan pihak Amerika Serikat (AS) terkait dengan akses terhadap komoditas mineral kritis, sejalan dengan tuntasnya perundingan tarif impor dengan Negeri Paman Sam itu.
Saat meninjau kesiapan program Work From Mall di Mal Pondok Indah, Jakarta, Jumat (26/12/2025), Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut superholding BUMN Indonesia itu sudah memulai pembicaraan potensi kerja sama perdagangan mineral kritis dengan AS.
Pihak swasta dari Indonesia juga disebut sudah ikut dalam pembicaraan dengan pihak AS. “Sudah ada pembicaraan Danantara dengan badan ekspornya di Amerika dan beberapa lagi, dan juga ada perusahaan Amerika yang sudah berbicara dengan perusahaan critical mineral di Indonesia,” tutur Airlangga kepada wartawan, dikutip Sabtu (27/12/2025).
Kendati pembicaraan sudah dimulai, Airlangga menjelaskan bahwa perusahaan AS sudah lama yang melakukan eksplorasi mineral kritis di Indonesia. Salah satunya untuk copper (tembaga), yang dilakukan oleh Freeport-McMoran Inc. melalui PT Freeport Indonesia.
Selain Freeport, beberapa perusahaan asing lain seperti Vale maupun Ford Motor Company juga sudah mengeksplorasi mineral kritis di Indonesia. Beberapa di antaranya bahkan sudah berada di Tanah Air sejak 1970-an.
Ekspor mineral kritis, terang Airlangga, telah disepakati bebas dari tarif impor 19% yang besarannya sudah disepakati antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden RI Prabowo Subianto. Komoditas-komoditas itu sudah masuk dalam executive orders yang diterbitkan oleh pihak Gedung Putih AS.
Teranyar, pada Desember 2025 ini Indonesia dan AS juga telah menyepakati pengecualian tarif impor 19% terhadap komoditas kelapa sawit. Dengan demikian, ekspor komoditas atau produk asli berasal dari alam Indonesia ke AS dikenakan bea masuk 0%.
“Terhadap semua [mineral] kan akses itu mereka perlukan karena untuk otomotif, pesawat terbang, untuk roket, untuk peralatan pertahanan militer,” terang Airlangga.



